Hentikan Tantrum Anak "Pengalaman Berulang"

Tantum itu adalah kondisi dimana umi jadi terkadang ikut emosi, bisa panik, mesti narik napas panjang dan segera menenangkan diri biar bocah jadi ikutan tenang dan ga pake lama tantrumnya.  Tantrum itu adalah sesuatu yang semua umi bakal ngalamin dan pada akhirnya menemukan solusi yang pas untuk setiap bocahnya.  Tantrum itu yang jelas melatih kesabaran umi, karena kalau umi ga sabar, tantrum gak akan selesai juga.  Dan yang jelas, secara waktu bertahap tantrumnya bocah akan mendewasakan umi untuk melihat sisi lain seorang bocah dari yang bentuknya unyu-unyu bisa sekejap menjadi monster kecil yang mempengaruhi mental seorang umi, hehee....


Akemi menangis (dok. pribadi)

Beberapa pengalaman yang pernah umi ujicobakan dengan Altair (maaf ya nak, biasa bukan terkadang anak pertama terkesan jadi uji coba, walaupun banyak slogan yang mengatakan untuk anak koq coba-coba...#uupss):
1.  Abaikan dan biarkan
Aneh banget ya.., tapi ini strategi tahap pertama, memang sih tidak selalu berhasil, tapi sering juga dilakukan, alasannya masih ada beberapa hal yang harus diselesaikan di saat yang sama.  
Trus ga apa2? Kalo aku bilang sih, ga pa2lah ..  Kenapa? karena bocah terkadang mencari perhatian dan mereka belajar bahwa perilaku seperti itu kurang efektif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Bisa juga dengan meninggalkan merka dengan berjalan perlahan dapat memberikan waktu bagi mereka menghadapi emosi 'luar biasanya' mereka.

Jika kurang berhasil, lanjut nih tahap berikutnya
2. Mengalihkan perhatian dan menolak saalah satu sebab tantrumnya mereka.
Maksudnya? Misalnya nih, mereka ingin main ponsel kita dan mereka tetap bertahan juga, inilah saatnya mengalihkan perhatian mereka dari objek yang diinginkan.  Caranya kita bisa mengatakan memiliki sesuatu yang lebih menarik dan segera menunjukkan sesuatu yang 'lain' sambil mengulurkan waktu juga, tiba-tiba kita mengatakan sebuah rahasia sambil berbisik atau bernyanyi lagu kesukaan mereka dengan semangat 😛 Gak mesti itu, pikirkan kembali, karena banyak hal yang bisa dijadikan pengalihan.  
Jamannya Altair sih lupa, tapi kalo adek Akemi, biasanya lagsung tunjuk dinding sambil bilangm "eh ada cicak gak di situ?" Akemi langsung noleh, dan ketika dia bengong seketika langsung deh nyanyi cicak di dinding, syukur2 cicaknya beneran ada di dinding..xixiii... (maaf dek, ga bermaksud koq)

Masih nangis juga?lanjuut
3. Periksa vitalnya.  Apakah bocah lapar, haus, ngantuk, lelah dan sejenisnya.  Biasanya sih kalo berurusan sama beginian mereka lebih rentan dan bisa lebih rewel dan mudah ngamuk,
Taunya darimana? Secara pengalaman dan berjalannya waktu, biasanya para umi bakal ngerti kalo ada yang berbeda buat urusan begini.  Coba tanyakan pada burung yang berkicau..., eh salah, maksudnya nanya sama diri sendiri, ini sudah waktunya makan, tidur, atau ada waktu khusus si bocah rentan marah.  Segera beri penawaran, dan lakukan pencegahan atau segera atasi jika hanya itu masalahnya.

Tahap selanjutnya yang ga kalah penting:
4.  Tetap tenang, suara datar, ga pake teriak, apalagi gelisah, yang bikin nambah keringat bercucuran gegara bocah bisa semakin tantrum.
Bisa ga ya? bisalah... seiring waktu menghadapi bocah yang menuras energi dan emosi jiwa, lama2 juga semakin sabar.  atau pakai tips lain buat pemula (ini waktu pertama kali kejadian), saya berjalan kaki beberapa menit.  Kalo dirumah, bolak balik aja depan bocah, atau kalo diluar, sambil gendong dengan sekuat tenaga, kaki diajak melangkah.  Syukur-syukur bocah teralihkan dan bengong sambil berpikir, ini umi ngapain sih? hohohoo...😅
Intinya sih memberikan waktu buat bocah dan kita berproses dan bekerja melalui emosi.

Yang perlu diingat adalah
5. Jangan memukul dan berteriak hingga menjadi tontonan di luar atau sekitar, lalu mengabulkan keinginannya agar berhenti #OOUCH
Wahai para umi, bocah itu cerdas loh.., mereka bisa berpikir bahwa perilakunya adalah cara yang dapat diterima dan mereka mendapatkan yang diinginkan dengan pola berulang.  Mereka perlu belajar perilaku buruk tidak menuai hasil positif.

Terkadang tiba-tiba melakukan hal konyol, misalnya mebuat suara aneh, wajah lucu, menggelitik (mudah2an) bisa segera membuat wajahnya yang cemberut menjadi tersenyum, Jadi tantrum bisa dicegah, atau setidaknya masih dapat dikontrol 😍

Selalu belajar menjadi umi yang tenang walaupun kita tidak dilahirkan menjadi orang yang sabar, tapi paling tidak berusaha menjadi contoh peran yang baik untuk bocah.  Kitapun bisa jujur jika sedang letih dan mudah emosi, minta waktu sebentar, menarik napas perlahan, menghitung perlahan, minum dan makan beberapa snack.  Duduk, berbaring, mengambil wudhu dan sholat (untuk muslim), rasanya cukup memberikan waktu bagi kita untuk mengendalikan emosi.

6.  Memberikan perhatian positif sebelum bocah mencari perhatian dengan 'tantrum'nya.  Memberikan beberapa menit rasa nyaman dari perlakukan positif akan meningkatkan energi positif dan menenangkan emosinya. Yuuk dicoba?

By the way, ada yang bisa menambahkan? Maklumlah, baru punya bocah unyu-unyu tak terduga dengan perbedaan waktu lumayan sama abangnya, jadi...siapa tahu ada yang terlupa.  Ingatkan saya ya?


*With LOVE,

@her.lyaa

Posting Komentar

4 Komentar

  1. Waah pas banget, beberapa hari ini saya lagi kerepotan sama si bungsu yang tantrum. kalo punya keinginan, kok sekarang betah banget nangisnya. Biasanya gampang banget dialihkan. Oke mbak, terimakasih suah mengingatkan dan kasih tips.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebetulan ini taktik lama buat abangnya dl sih mbak, itupun kurang tau jg ad yg terlupa atau ga?sejauh ini sih cukup bs diterapkan juga sm adeknya..mdh2an malah jgn ad tantrum diantara kita, hee..😉

      Hapus
  2. Makasih tips nya mbak, aku mo catet ahhh nanti kl nambah momongan lagi mo aku praktekin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masama mbak, semoga bermanfaat ya mbak? Boleh jg ditambahin ke sini pengalaman kakanya dl gimana? Buat referensi tambahan aku juga sih..udh bayk yg lupa #uupss

      Hapus

Yuk tinggalkan komentar baik dan cerdas🤗

Terimakasih... 🙏