Asap, Tolong Jangan Ganggu Kami (lagi...)


Hampir tiap malam aku merasa sesak.  Bau arang dan asap pekat terasa menusuk di hidung.  Meskipun sudah memakai masker, nyatanya aroma menyengat masih dapat menembus.  Masih ingat 3 tahun yang lalu, dibulan yang sama dipenghujung September  2015, karena asap itu...akhh..rasanya selalu menangis jika aku ingat.  Trauma.  Bisa jadi! Aku bicarakan denganmu.  Sesak asap ini tidak kalah membuat sesak emosiku.  Sesak asap ini  membuat sesak batinku.  Aku marah, mengapa waterbombing tidak sebanyak saat Asian Games berlangsung, indikatornya adalah suara helikopter yang tidak seriuh saat itu bolak-balik lewat atas rumahku. 

"Lahan gambut yang paling banyak, salah satunya di sumatera.  Dan inilah pulau yang  kita tinggali.  Lahan gambut banyak mengandung karbon, ketika gambut dikeringkan, bisa menjadi sangat mudah terbakar.  Asapnya mungkin bisa lebih besar dari yang kita  bayangkan.  Kenyataannya  saat ini Umi sebal mengapa banyak titik api yang ada di kota tempat kita tinggali saat ini? Coba Babah lihat, Sumatera Selatan paling mendominasi."  Aku jelaskan panjang lebar sambil menunjukkan gambar yang aku dapat dari website BMKG kepada kamu.

hijau artinya baik, kuning artinya sedang (sumber BMKG)

hotspot versi lapan (sumber : BMKG)

"Apakah kita harus pergi?" tanyaku kepadamu

"Mau kemana?Sampai kapan?Berapa lama?" jawabmu

"Kamu masih ingat?' tanyaku ulang


"Iya sayang..., Babah gak akan pernah lupa saat itu.  Gak pernah.  Bagaimana waktu itu membuat kita semua kacau.  Tapi mau bagaimana lagi? Toh kita gak bisa berbuat apa-apa.  Toh orang-orang itu masih bisa mengulang tindakannya. " ujarmu padaku

"Terus bagaimana? Umi khawatir" aku mulai menangis. 

"Kita perbanyak anak-anak minum air putih, minum vitamin, dan Yah...berdoa,, semoga kebakaran, asap dapat segera berakhir, tidak ada efek negatif buat anak-anak, buat kita semua." Kamu menenangkanku.

"Aamiinn yaa rabaal alaamiiin..., doaku selalu semoga Allah memberi kami sekeluarga keberkahan, kesehatan dan kekuatan..." ucapku dalam hati.

"Umi juga selalu berpikir positif ya.., meskipun sulit karena kita memang pernah melaluinya, tapi dengan berpikir positif Insyaa Allah hal-hal yang dikuatirkan tidak akan terjadi." kamu kembali menenangkanku.

"Aamiinn yaa rabbal alaamin...." berulang kali aku memohon, semoga Allah mengabulkan doa-doa kami.


*Aku yang sedang khawatir, berharap teman-teman yang juga membaca mendoakan agar kabut asap di Palembang, sumatera Selatan dan kota lain yang mengalaminya dapat segera berlalu.  Aamiin Allahuma Aamin...

#day12



*With LOVE,

@her.lyaa

Posting Komentar

0 Komentar