Buru-Buru



Rutinitas pagi hari seperti biasa, jadwal yang dibuat dengan kesepakatan, jauh membuat Altair lebih sadar diri tanpa harus diberi instruksi, dengan resiko yang akan di dapat jika melalaikan waktu dengan sengaja.  Namun rupanya hal ini belum berlaku untuk menyapu teras.  Secara sadar, Altair belum merasa mendapatkan keuntungan secara langsung untuknya dari menyapu teras.  

Tidak seperti menyusun pakaian di lemari, membuatnya berpikir dua kali jika ingin sembarangan mengambil baju.  Selain akan sulit menemukan pakaian yang dibutuhkan dalam waktu singkat, dulu pernah waktu awal-awal berlatih, pakaian yang tidak disusun rapi akan memenuhi rak lemari, dan lemari sulit untuk di tutup.  Atau betapa pentingnya Altair dapat menghidupkan kompor, memasak air atau hanya merebus dan menggoreng telur.  Pemikirannya sederhana, kalau Umi sedang keluar, abang ga bisa, nanti abang kelaparan.  Padahal aku belum pernah meninggalkannya sendirian di rumah dalam waktu lebih dari 1 jam.  Hehehe....  Atau hal lainnya yang sudah bisa dikerjakan, dan Altair merasakan manfaatnya jika bisa mengerjakannya, tidak akan membuatku kesulitan memintanya untuk melakukan, bahkan dengan sukarela Altair akan menawarkan bantuannya untukku.

Nah... urusan menyapu teras ini sebenarny adalah sebuah latihan agar membuatnya lebih mahir.  Alasan yang belum pas, akhirnya membuatnya mengerjakan dengan buru-buru.  Yang penting sudah dikerjakan, sepertinya saat ini itu yang aku rasakan.  Memang tidak disuruh, tapi terlihat sekali ingin segera mengakhiri. 

Masih menjadi renungan untuk hari ini.  Apakah kegiatan ini memang dapat membuatnya menjadi lebih mandiri dan latihannya perlu di mulai di usianya saat ini? Atau karena sebenarnya akupun merasa kebingungan, hal kemandirian apa lagi yang perlu dilatih di usianya saat ini?

#Day3.2
#Harike13
#Tantangan10Hari
#GameLevel2
#KuliahBundaSayang
#MelatihKemandirian
#InstitutIbuProfesional





*With LOVE,

@her.lyaa

Posting Komentar

0 Komentar