[Step 4] Saatnya Belanja!


Yeaayyyy.... Hari ini kita akan membeli beberapa perlengkapan untuk proyek branch family.  Alhamdulillah siang ini cuacanya bersahabat.  List daftar belanjaan sudah di tangan.  Untuk mengurangi berbelanja diluar kebutuhan, kami terbiasa menuliskan hal-hal yang akan di beli, kemudian membawa uang dilebihkan sedikit dari perkiraan harga barang tersebut sebagai uang cadangan berjaga-jaga. Dengan cara seperti ini selama ini, cukup membantu menahan keinginan berbelanja di luar keinginan.  Selain itu jika anak-anak menginginkan sesuatu, maka tidak ada alasan untuk membelikannya pada saat itu.   Minimal pertempuran antara ibu dan anak, dapat dihindari. Melatih kesabaran, memikirkan kembali ketika sampai dirumah apakah benar-benar sebagai kebutuhan, atau hanya sebuah nafsu belaka.

Sepulangnya dari sempoa, kami melaju ke sebuah toserba untuk mencari beberapa barang dalam satu tempat.  Membuka catatan kemudian menanyakan ketersediaan barang yang kami inginkan.  Altair sebagai humas, aku berikan kepercayaan untuk mendata kebutuhan, dan memberi check jika barang sudah siap dibayar. 

Selanjutnya Altair membayar, lalu menghitung sisa kembalikan jika ada.  Sementara adek aku berikan kepercayaan menanyakan satu jenis barang kebutuhan yang dia akan pakai nantinya kepada pegawai toko.  Setelah mendapatkan barang, dan dibayar oleh Abangnya, maka adek bertanggungjawab menjaga barang tersebut dengan caranya hingga nanti akan digunakan saat eksekusi proyek.

Melakukan proses pembayaran (gambar: dokpri)

Dalam proses berbelanja, anak-anak akan belajar secara alami bagaimana mendata barang kebutuhan, mengantri pada saat membayar, bersabar saat tidak mendapat respon langsung dari pegawai toko yang masih sibuk melayani pelanggan lain, belajar berhitung, dan mengamati kegiatan di toko, hingga melihat bagaimana sebuah toko menata barang-barangnya, atau ada hal-hal lain yang tanpa sadar mereka temukan dalam aktivitas berbelanja. 

Menyenangkan saat barang yang kami butuhkan berada di satu toko.  Namun jika ternyata tidak, maka berjalan menuju toko yang lain bukanlah menjadi halangan, hitung-hitung bisa menjadi kisah petualangan berbelanja seperti hari ini, yang kami kira bisa mendapatkan barang di satu tempat, ternyata tidak tersedia di sana.

Tidak disangka, saat akan pulang, hujan menyapa kami.  Kami berteduh sesaat hingga menunggu hujan reda.  Kegiatan accidental seperti ini justru membuat kami berbincang lebih santai ketimbang mengeluh.  Melihat kondisi jalan yang sesaat langsung lengang.  Mulai ada ojek payung dari berbagai usia, hingga kesigapan para penjual kaki lima membungkus barangnya agar terhindar dari basah.  Terselip komentar Altair disaat kami menunggu sambil mengamati hujan yang sedang turun,  “Umi…, Om sama tante itu sibuk tutup jualannya.   Nanti kalo hujan berhenti dibuka lagi.  Kalo hujannya mulai lagi, berhenti lagi, jadinya buka terus di tutup, dibuka, ditutup lagi.  Capek nian.”

Sementara Adek terdengar lirih menyanyikan lagu, “ Rain...rain... go away come again another day, adek mau pulang, rain...rain go away...”

Hujan mulai reda, kamipun sudah bersiap menggunakan jas hujan.  Tidak menunggu hingga hujan berhenti, kamipun memutuskan segera pulang.

Dalam perjalanan kemanapun, akan ada banyak cerita dan pengalaman yang ditemui oleh anak-anak.  Menceritakan kembali, menggali apa perasaan dan yang dilihatnya, mereview peta perjalanan jika melalui jalan yang baru, dan banyak hal lain yang sebenarnya bisa dipelajari.  Karena Belajar bisa dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.- @her.lya.inda

Setelah ini, apa lagi yang kami lakukan untuk menyelesaikan proyek bersama kami? Terus ikuti ceritanya ya^^

Aku belajar, kamu belajar, kita belajar, semua menjadi pembelajar -@her.lya.inda


#Day7
#KuliahBundaSayang
#GameLevel3
#FamilyProject
#MyFamilyMyTeam



*With LOVE,

@her.lyaa

Posting Komentar

0 Komentar