Matematika itu membosankan dan bisa menjadi sesuatu yang menakutkan untuk anak-anak, jika tidak dikemas dengan menarik dan menyenangkan. Ungkapan dari Babahnya anak-anak yang merupakan lulusan matematika murni dari salah satu Universitas Negeri ternama di Indonesia.
Menurutnya lagi, matematika logis yaitu matematika yang biasa dipakai
sehari-sehari. Anak-anak sebisa mungkin dikenalkan dengan matematika
dalam keseharian. Untuk anak usia dini permainan konkret bisa diterapkan,
namun untuk anak yang lebih besar dan sudah mengenal angka bisa dibuat dengan
sebuah permainan seru selain langsung diaplikasikan dalam kegiatannya.
“Ketika Abang berbelanja, menggambar, bermain,bahkan menjelang abang
tidurpun, matematika selalu ada”, Kataku kepada anak pertamaku di setiap
waktu. Mungkin dia bisa hapal betapa sering aku mengatakan hal
tersebut.
“Iya Umi, Abang ga mau rugi, abang bisa hitung uang
kembalian. Abang tahu waktu, bisa lihat jam, kalau gambar ada
segitga, lingkaran. Iyaa iya...”, Begitulah responnya acapkali aku
mengingatkan sesuatu yang sebenarnya dia sudah ingat.
Saya masih ingat saat pertama kali mengenalkannya hitung-hitungan bersama
abang saat usianya masih 3 tahunan, saat itu kami banyak melakukan permainan
berhitung seru ala anak laki-laki. Melempar batu ke sasaran sambil
menngucapkan satu, dua, dan seterusnya. Hingga kami menembak tulisan
angka dengan pistol air hingga airnya muncrat kemana-mana. Kamipun
pernah bermain belanja-belanjaan dengan stik es krim yang nilainya ditempelkan
di sebuah barang dari hanya 1 stik hingga puluhan stik, hingga bermain
menyamakan pola, memori bentuk, hingga mengukur jarak dengan langkah kakinya
yang kecil. Akh,, ternyata banyak sekali ide yang keluar saat bermain bersama.
Sekarang di saat usianya sudah delapan tahun, abang lebih sering berlatih
perkalian. Perkalian adalah perhitungan yang menjumlahkan angka
hingga berkali-kali, abang sudah paham konsepnya, sama halnya dengan di saat
saya meminta tolong kepadanya berbelanja ke warung terdekat, perkalian
sederhana cukup sering digunakan seperti membeli gula dua kilogram, harga satu
kilonya tiga belas ribu rupiah, dengan uang tigapuluh ribu rupiah seharusnya
sisa uang yang dikembalikan berapa rupiah. Yaah! Latihan seperti itu
cukup mengajarkannya memahami manfaat matematika di
keseharian. Namun nyatanya ketika dihadapkan dengan angka perkalian
secara khusus dalam sebuah lembar kerja, terkadang bisa lupa
juga. Padahal perkalian satu hingga sepuluh merupakan modal dasar
perhitungan perkalian dalam jumlah lebih banyak.
Permainan board game merupakan salah satu permainan keluarga yang sering
kami mainkan bersama. Ular tangga, halma, catur, checkers, dan monopoli
adalah beberapa jenis papan permainan (board game). Hal inilah yang
membuat saya berpikir untuk sementara di saat adiknya masih masa pemulihan,
mungkin membuat board game multiple bisa seru juga dilakukan hingga
membuatnya hapal perkalian di bawah alam sadarnya.
Permainan ini idenya adalah membuat beberapa papan perkalian yang dibagi
menjadi dua belas buah papan. Mengapa dua
belas? Karena dadu yang akan dimainkan berjumlah dua buah. Dengan jumlah masing-masing dadu adalah enam
titik, maka dadu pertama dan kedua jika dijumlahkan adalah dua belas
titik. Tidak apalah hingga dua belas,
atau jika memang agak lebih sulit, khusus dibagian 6 titik ditutup dan diubah
nilainya menjadi 0.
Papan perkaliannya sudah dibuat.
Tidak sulit, hanya mengetiknya dan dibuat berwarna lalu di print dan
ditempelkan di kardus agar lebih tebal dan kuat, atau besok akan saya
laminating agar tidak mudah sobek dan kotor. Untuk bagian print sudah selesai,
sisa sentuhan akhir mengajak abang melakukannya bersama kelihatannya jauh lebih
menyenangkan! Sementara bidak poinnya
... hmm, lihat besok sajalah, siapa tahu abang justru memiliki ide yang
lebih mudah dan menyenangkan.
Penasaran bagaimana bentuknya dan hasilnya? simak terus cerita kami membuat board game multiple ^^
Baru sebagian (dokpri) |
Penasaran bagaimana bentuknya dan hasilnya? simak terus cerita kami membuat board game multiple ^^
#harike1
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs
#Thinklogic
*With LOVE,
@her.lyaa
0 Komentar
Yuk tinggalkan komentar baik dan cerdas🤗
Terimakasih... 🙏