Agama Kamu Apa?


Entahlah apakah ini termasuk ke dalam melatih kemandirian, atau sebenarnya  hanya sebuah pembiasaan? Mengingat usianya Altair hampir memasuki usia 8 tahun, maka membiasakan sholat lima waktu akhirnya menjadi target kami saat ini.  Tidak ingin menghukumnya disaat terlupa atau terlewat karena belum memasuki usia 10 tahun, Namun bukan berarti menjadi lalai, dan menjadi suatu hal yang sangat dimudahkan.  Tanggungjawab atas dirinya bahwa ada bagian yang tidak perlu diingatkan.  Berharap semoga akan menjadi kebutuhan berbincang dan bersapa dengan Penciptanya, bukan hanya merasa sudah melaksanakan, kemudian selesai. 

Selama ini Altair masih bolong-bolong sholatnya, Jika buru-buru ingin bermain bola dengan temannya di lingkungan rumah, tekadang terlewati sholat ashar, atau bisa saja terlewat waktunya saat dzuhur karena tertidur.  Waktu magrib adalah waktu terbaik yang bisa dikatakan 99% dilakukan. Kemudian diikuti sholat Isya dan subuh.  Waktu  Sholat Jumat pun tak kalah menyenangkan karena setiap pulang dari sholat di mesjid dekat rumah selalu mendapat sangu makanan dari mesjid, hehehe..., emang ya anak-anak.

Siang ini tiba-tiba aku mendapatkan ide untuk mengajak altair memahami sholat lima waktu dengan cara yang lebih sederhana.  Kupanggil Altair, kemudian mengajaknya duduk bersebelahan di sofa.  Aku senang mengajak Altair berdiskusi dan membicarakan banyak hal jika ingin menyampaikan sesuatu.  Altair yang termasuk tipe pembelajar auditory membuatnya lebih menikmati proses bercerita dan saling mengungkapkan banyak hal dengan mendengar dan berbicara. 

“Bang, sini deh, umi mau tanya,” ajakku padanya.

“Umi nanya terus.  Gantian abang yang tanya.” Katanya lagi

“Ya udah, abang duluan.  Mau tanya apa?”

“Ini ya, abang tanya.  Umi itu mau nanya apa?” ujarnya kalem, kemudian tertawa keras.

“Hahahaa...” Aku malah jadi geli dengan pertanyaannya.

“Nah kan, sudah abang tanya, ayo Umi jawab” sambil cekikikan kecil, abang menutup mulutnya

“Umi penasaran, abang agamanya apa?” tanyaku mulai pasang tampang sedikit serius.

“Islam. Ihh..umi ini, memangnya kenapa?” tanyanya kebingungan.

“Coba tolong abang ambil kertas, pinjem pensil.  Umi mau nunjukin  sesuatu. “ Pintaku padanya.

Altairpun mengambil buku, dan pensil.  Kemudian memberikannya kepadaku.
“Nih lihat ya...” kataku lagi.

foto : Dokpri

Aku menuliskan kata ISLAM secara menurun, kemudian menuliskan jenis sholat lima  waktu yang seharusnya dilakukan umat muslim di sebelah bagian hurufnya.

“Wah... nama sholat ya umi?” jawabnya.  Sepertinya sih sedikit berasa takjub.

“Jadi, kalo abang lihat.  Berarti kalo agamanya Islam, ya kerjain sholat lima waktu.  Kalo cuman ngerjain magrib, berarti agamanya itu M, eh..emang ada ya bang, agama M? ” aku bersikap seperti sedang berpikir, sambil mataku meliriknya.  Aku perhatikan ekspresinya malu-malu.  Aahh... mudah-mudahan kena nih! Pikirku berharap.

“Iya ya..  itu L  artinya Lohor ya Umi? Sama dengan dzuhur kan ya?” tanyanya ingin meyakinkannya

“Iya.  Maksudnya sholat dzuhur”

“Berarti Abang agamanya hari ini baru SL.  Hihiii.... “ Abang malah cekikikan.

Nah loo..., harus ada kalimat penegasan ini.  “Emang ada agama SL? Kalo umi sih maunya Islam. “ mataku melirik jam yang terpasang di dinding.  

“Aduuhh...abang belum sholat A, Ashar.  Kalo abang sholat udah jadi SLA ya umi?”

“Iyaa..apalagi kalo sholat Isya dan magrib, lengkap deh! Beneran itu kalo ditanya abang agamanya apa? Abang bisa jawab agama abang Islam, karena abang sholat lima waktu.” Jelasku kepadanya sambil menyatakan dalam hati, ga apa-apalah saat ini aku bicara begini,  yang penting ini bocah ngerti kalo islam itu sholatnya lima waktu tanpa perlu aku menjelaskan detilnya dari ayat. Maafkanlah...

“Iya..iya Umi, abang mengerti.  Abang sholat Ashar dulu ya, baru abang main keluar” sahutnya, kemudian berlari menuju kamar mandi.

...

Semoga untuk awalan membuatnya lebih tertib dengan cara sederhana bisa membuatnya lebih terbiasa melakukan dengan senang hati.  Tidak masalah terus mengingatkan, perlahan baru kujelaskan bahwa di Al Quran di salah satu suratnya Qs. Al Israa 17:78 dituliskan “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat subuh [865].  Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)” 

Kamu Islam? Sudah sholat belum?

#Day4.0
#Harike15
#Tantangan10Hari
#GameLevel2
#KuliahBundaSayang
#MelatihKemandirian
#InstitutIbuProfesional



*With LOVE,

@her.lyaa

Posting Komentar

0 Komentar