Beberapa hari lalu, melatih kemandirian meletakkan pakaian
langsung di keranjang baju kotor sudah dilewati. Artinya Altair sudah bisa dalam tahap
terbiasa dan tidak melupakan pakaian kotornya tergeletak di atas sepeda statis
di lantai dua.
Namun yang terjadi hari ini cukup mengejutkan bagiku. Apakah ini sebuah kemunduran, atau bahkan
kreatifitas cara yang baru saja ditemukannya? Atau justru merupakan hal yang
biasa saja ‘khusus’ terjadi hari ini, di saat bagian waktu terakhir seharusnya
meletakkan pakaian kotornya langsung, yaitu setelah mandi sore.
Di saat berada di teras belakang, tiba-tiba aku mendengar suara
panggilan dari pinggir balkon lantai dua . “Adek..., akemi..., tangkaaap! Tolong
ya...” suara altair cukup keras memanggil adek.
“Iyaa abang..., ini adek tantap”, tak kalah keras suara adek
yang masih terdengar sedikit cadel di tantap yang maksudnya adalah tangkap, menanggapi
panggilan abangnya.
Aku penasaran, apa yang dilempar dan apa yang ditangkap oleh
duo bocah kesayanganku itu? Dengan jarak yang cukup tinggi, yang aku pikirkan
adalah sebuah bola bonek, yaitu boneka berbentuk bola yang terkadang suka
dimainkan lempar tangkap oleh adek ditemani abangnya.
Akupun melagkah masuk ke dalam rumah, sambil masih terdengar
percakapan diantara keduanya.
“Itu adek...” suara abang terdengar jelas
“Iya, abang...ini nah sudah adek ambil.” Respon adek lebih terdengar seperti menuruti
sebuah perintah.
Begitu aku masuk, dan aku melihat adek meletakkan pakaian
kotor abangnya kedalam keranjang baju kotor. "Eh, ada adek. lagi ngapain nih” tanyaku ke adek seolah-olah tidak tahu apa yang sedang dikerjakannya.
“Ini... taruh baju abang, umi.. adek bantu,” Jawab adek yang masih
berumur 3 tahun dengan lugas.
Kemudian adek berlari menuju ruang tengah dan memandang ke
atas. “Abang, sudah adek taruh yaa
abang...” ujarnya keras
“Iya, makasih adek... , adek keren” Sahut abangnya
berterimakasih sambil memuji.
“Iya abang, tame-tame.
Adek keyen..” sahut adek yang berarti sama-sama, adek keren.
...
Ehh..., aku koq jadi beneran diposisi sulit ini. Atau hanya aku yang terlalu ‘lebay’? Akupun mencoba berbicara dengan kedua belah
pihak. Pertama aku akan bicara dengan
adek yang posisinya tidak jauh dariku. Aku mendatangi adek, “Adek... tadi taruh baju abang ya?” tanyaku perlahan sambil
dengan posisi duduk setara dengannya sambil memegang kedua tangannya.
“Iya umi. Kan adek td udah ngomong.” Jelasnya.
Waahh...comel nih anak gadis, sahutku dalam hati. Akupun bertanya kembali, “koq bisa? Tadi abang
bilangnya gimana?” tanyaku lagi
“Tadi abang ada di atas, teyus adek di bawah. Teyus adek lihat abang, kata abang, adekk..tantap.
adek toyong deh. Adek hebat umi, bisa
tantap satu, yang satunya jatuh deeh,,,!” Penjelasannya kurang lebih mirip dengan sependengaranku.
“Waah..., adek bisa tangkap satu ya, keren juga tuh! Eh, tapi adek mau? Kan itu baju kotor abang?” tanyaku lagi.
“Iya umi, tidak apa-apa.
Adek toyong aja. Kasihan abang. Minta toyong tadi. Itu kan adek sudah taruh di
situ” ujarnya sambil telunjuknya menunjuk keranjang baju kotor.
“oke..oke..., ya sudah, umi ke kamar abang dulu ya. Adek nunggu di sini aja.” Kataku kepada adek.
“Ote Umi..,” seru adek sambil menunjukkan jempolnya yang arti ucapannya, oke umi.
...
Sekarang giliran abang.
Aku naik ke atas, menuju kamarnya.
“Bang..., umi masuk ya?” tanyaku kepada abang.
“Iya umi, masuk aja. Kan pintunya ga ditutup.” Jawab abang
Aku duduk di tempat tidur.
Aku melihatnya sedang menyusun lego. Akupun ijin bertanya kepadanya, “Bang...,
boleh ganggu ya? Umi mau tanya dulu.” Kataku
“Iya umi, tanya aja.
Abang sambil bikin ini ya? Abang denger,” jawabnya
“Ya udah, umi mau tanya.
Tadi adek taruh baju kotor abang?” tanyaku
“Iyaa..., kata adek bajunya sudah ditaruh ke dalam
keranjang. Bener umi. Coba nanti tanya adek lagi ya?” Abang
menjelaskan.
“Looh, kenapa harus tanya adek? Itu kan baju abang? Hayooo...”
kataku dengan nada santai
“Iya sih, baju abang, tapi kan tadi adek yang taruh.” Kata abang
lagi sambil masih mengutak atik legonya.
“Kenapa bukan abang yang taruh sendiri?” tanyaku mendetil
“Abang lagi capek mau kebawah umi. Mau duduk dikamar sebentar nunggu
magribnya. Tapi nanti takut lupa
taruhnya. Sekali-sekali ga pa-pa ya
umi, minta tolong adek. Adek juga tadi mau. Maaf ya umi.” Abang melepaskan legonya dan
memelukku.
Hmm...kalo orang palembang bilangnya minta rasan ini. Tapi ya mau gimana lagi. Aku sudah mendengar penjelasan dari
keduanya. Tidak ada yang merasa
dirugikan. Pakaian kotor juga sudah sampai ditempatnya. Sementara ada pembelajaran lain yang terjadi
dalam proses ini. Tolong menolong, berbesar hati, menyayangi, dan entahlah mungkin banyak hal lain yang bisa diambil. Terkadang ada
saat-saat tidak boleh terlalu kaku dalam menyikapi sesuatu hal. Hmm..bisa jadi?!
“Umi...pain?,” Teriak adek dari bawah bertanya kepadaku yang
artinya, Umi...ngapain.
Akupun segera mengakhiri obrolanku dengan Altair. “Udah ya,
umi turun dulu. Mulai sekarang, sebisa
mungkin abang kerjakan sendri dulu semua yang benar-benar menjadi tanggungjawab
abang, sebelum minta tolong kepada orang lain.
Oke sayang?!” ucapku kepadanya
“Iya umi.” Abang mencium pipiku
“Dah, bentar lagi mau magrib, siap-siaplah” kataku mengingatkan.
“Oke umi. Abang sholat
magrib dirumah aja ya...”
“Iya..,sholat dibawah ya. Dah..., adek dah nanya tuh.” Jawabku singkat.
Akupun segera turun menemui adek, “Nunggu Umi ya?” tanyaku
kepada adek.
“Iya umi, pain? Lama... adek tunggu-tunggu. Ayook ambil uduk, mau coyat” ujar adek sambil menarik tanganku mengajak ke
kamar mandi untuk ambil wudhu.
Tak lama, waktu adzan magrib berkumandang, Babahnya
anak-anak belum pulang, akupun sholat sendirian di kamar, sementara abang sholat
di rumah menjadi imam untuk adeknya di ruang tengah.
Kemandirian itu sebenarnya apa sih? Memaknai kemandirian artinya jauh lebih dalam daripada hanya sekedar menaati aturan secara kaku. Apakah benar? -@her.lya.inda-
#Day1.4
#Harike14
#Tantangan10Hari
#GameLevel2
#KuliahBundaSayang
#MelatihKemandirian
#Tantangan10Hari
#GameLevel2
#KuliahBundaSayang
#MelatihKemandirian
#InstitutIbuProfesional
*With LOVE,
@her.lyaa
0 Komentar
Yuk tinggalkan komentar baik dan cerdas🤗
Terimakasih... 🙏