Membaca A


Hari sudah semakin siang.   Sejujurnya pagi ini, Aku sedikit disibukkan dengan beberapa pekerjaan rumah, kemudian bersama adek, kami berbelanja bulanan sehabis menjemput abangnya beraktifitas.  Awalnya Aku sudah menyusun perkiraan kegiatan yang akan Aku dan Adek lakukan bersama.  Namun kenyataan berkata lain.  Sepertinya ditunda untuk besok saja. 

Akhirnya aku berpikir bagaimana kalau aku bercerita mengenai apa yang kami lakukan saat berbelanja.  Yaah..., kondisi toko yang ramai membuatku ingin cepat menyelesaikan sesi belanja, namun duo bocah yang suka minta dilibatkan akhirnya aku berikan juga tugas  untuk keduanya.

Adek yang ngefans abangnya, sering mengikuti polah abangnya.  Mengikuti kemana abangnya melangkah, termasuk ikut mengambil yang abangnya ambil.  Sementara beberapa belanjaan wajib dibatasi dan disesuaikan dengan kebutuhan.  Adek mau tak mau harus mengambil barang yang berbeda dengan abangnya, sementara adek belum bisa membaca, maka aku memberikan instruksi   dengan atau sesekali menggunakan tanda khusus, “Adek, ambil yang biasa umi pakai cuci baju di rumah.  Yang warna pink ya.”, “Adek... tolong odol Umi.  Yang di sebelah kanan.  Tangan kanan adek mana? Iya yang itu.” Dan sebagainya.  Responnya? “Iya Umi, adek tahu”, “Oh yang itu, tangan kanan untuk makan kan Umi?” “Pink? Bukan yang hijau? Salah ya?”  dan beberapa komentar yang keluar dari mulut kecilnya.

Tapi ternyata,  ada hal lain yang lebih aku suka bilang momentum kegiatan accident, yaitu di saat kami semua sudah tiba di rumah, leyeh-leyeh dan sekedar duduk santai.  Kemudian Abang mengambil buku untuk dibaca, Adekpun ikut mengambil buku.  Dengan gayanya bercerita gambar atau seperti benar-benar sedang membaca.  Nah!  Inilah momen yang bisa dimasukkan dalam pembelajaran dengan tema yang masih sama dengan sebelumnya.  Mengenal Huruf.

“Adek, lagi baca apa?” Tanyaku.

“Ini umi, apa ya? Baca buku.” Jawabnya menggemaskan

“Buku apa nak?” tanyaku lagi

“Abang... (sambil berteriak, memanggil abangnya).  Ini buku apa?” Ujarnya kepada abangnya

“Kan adek yang baca.  Coba tanya Umi.” Jawab abangnya cepat

“Oiya ya... Umi coba lihat, buku apa ini?” Adek balik bertanya padaku.

Aku sebenarnya geli sendiri, ngapain juga bertanya dengan adek.  Tapi memang aku suka mendengar komentar lucu dari mulutnya.  Jadi ya gak pa-pa juga kayaknya bertanya.
“Adek tahu gak ini huruf apa?” Kataku sambil menunjuk huruf yang ada di tulisan sebuah buku

“Adek tidak tahu” Jawab adek lugas

“Ini huruf a.  Yuk kita tunjuk, yang mana aja ya Dek, cari yok?”

“Adek tulis ya Umi.” Ujarnya.

“Boleeh...”

Selanjutnya bisa dilihat di video



Jika dilihat dari responnya, sambil melihat,  Adek selalu berbicara dalam geraknya, gayanya santai sambil tengkurep.  Meskipun sesekali memperhatikan hal lain.

Tidak mau langsung memutuskan kecenderungan cara belajarnya.  Semua gaya terlihat, tapi jika boleh menilai dominan auditory dan kinestetik lebih terlihat dalam caranya merespon.

Proses mengamati terus berlanjut.  Kegiatan yang samapun bisa dilakukan kapanpun.  Sambil dijalan misalnya? Sambil melihat broshure?  Momentum belajar bisa terjadi kapanpun.

#harike3
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP




*With LOVE,

@her.lyaa

Posting Komentar

0 Komentar