Pertemuan Singkat dan Akrab

"Dokternya ada mbk?" Tanyaku kepada salah satu petugas pendaftaran di Rumah Sakit.

"Iya bu, mohon ditunggu ya," Jawabnya ramah.

Akupun mengambil duduk di dekat ruang poli anak tempat kami akan berobat.  Di sana tidak terlalu banyak anak-anak yang sedang menunggu padahal nomor antrian kami adalah 14. Hmm.. Apakah karena rumah mereka dekat jadi pada pulang dulu ya? Pikirku.

Hanya terlihat satu keluarga yang sedang menunggu. Seorang ibu sedang menggendong anak bayi, ditemani ayahnya dan seorang anak kecil yang diketahui adalah keponakan mereka.

Lima belas menit waktu berlalu. Setengah jam tidak terasa, dan entah karena apa, tiba-tiba anak tersebut yang akhirnya diketahui bernama naya bermain bersama adek.  Padahal kami orangtua/walinya tidak sama sekali mengenalkan mereka berdua.

Mereka bergandengan, ngobrol layaknya sudah pernah dekat sebelumnya hingga bernyanyi dengan suara sedikit pelan diantara para pengunjung rumah sakit lainnya.  Sempat berlarian dan menunjuk banner yang terpampang seperti saling bercerita tentang sesuatu. 

Usia mereka rupanya sebaya.  Sama - sama 3 tahun.  Kebetulan sempat terjadi sedikit accident.  Ketika adek mau bangun dari tempat duduk, Naya posisinya berada di atas kepala adek, hingga mereka menjadi tumburan dan bibir Naya berdarah terkena giginya sendiri saat bertumburan.  

Menangis? Tentu saja.  Naya menangis karena sakit, sementara adek menangis karena merasa bersalah.  Hahaha.. Terlihat lucu sebenarnya, karena mereka terlihat kompak menangis bersama, namun tidak sampai lima menit mereka berpelukan dan saling meminta maaf.

Hingga waktu hampir tiga jam berlalu, tiba akhirnya dokter datang, dan kami semua menanti waktu di panggil sesuai nomor urut.

Setelah selesai, mereka saling berpamitan, saling bersalaman dan berfoto bersama.

Foto seru sebelum berpamitan (dokpri) 

Hanya membayangkan, apakah lain waktu mereka bisa bertemu kembali?
 
Catatan hari ini
Hari ini adek lebih banyak belajar bersosialisasi.  Berbincang dan belajar berbagi.  Hingga berempati dengan teman sebaya.  Selain tentu saja kecakapan motorik kasar dan halus saat mereka bermain bersama.  

Yang jelas bukan hanya adek yang belajar.  Naya juga belajar hal yang sama.  Mereka saling belajar dan berinteraksi.  Meskipun usia mereka sama, tetap ada perbedaan fisik diantara keduanya.  Disanalah mereka tanpa sadar belajar bersyukur, dan memahami banyak perbedaan.  Tentu saja rasa saling menyayangi juga memaafkan saat terjadi sedikit konflik saat berinteraksi.

Anak-anak dapat memberikan banyak pelajaran bagi orangtua (saya khususnya), betapa rasa memaafkan, memahami perbedaan, dan saling berinteraksi dengan rasa tulus adalah salah satu bentuk syukur kepada Allah SWT karena semua ciptaan Allah adalah istimewa. @her.lya.inda

#Tantangan10Hari
#Day10
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga


*With LOVE,

@her.lyaa

Posting Komentar

0 Komentar