“Makanan Anda akan menjadi obat-obatan, dan obat-obatan Anda akan menjadi makanan” (Hippocrates, bapak ilmu kedokteran kuno)
Saat ini Yoforia menjadi salah satu pilihannya di sela aktifitas berkegiatan-dokpri |
Beberapa waktu lalu, anak tertua saya, Abang mengalami diare. Sebagai orangtua normal tentu saja was-was segera mengajaknya berobat. Dengan kondisinya yang lemas tak berdaya, muka pucat dan perut yang seketika mengempis, membuat senyumnya yang biasa terkembang lebar mendadak layu. Jalannya yang tertatih dan menahan rasa mual mendadak menjadikannya anak pendiam tanpa ocehan yang biasa terdengar tanpa henti.
“Sejak kapan muntah? Bagaimana bentuk
fesesnya? Apakah masih ada ampas? Sudah berapa hari? Berapa kali dalam satu
hari?” Tanya dokter sambil memeriksa kondisi Abang yang terbaring lemah di
kamar periksa.
Sayapun
menjawab dengan selengkap mungkin semua pertanyaan yang diajukan tanpa perlu
ada yang ditutupi. Termasuk bertanya
apakah penyebab diare Abang bisa terjadi dikarenakan kondisi kabut asap akibat
kebakaran hutan dan lahan yang saat ini sedang terjadi di kota saya?
Dokter
menjelaskan bahwa banyak hal penyebab diare, diantaranya adalah kebiasaan menghisap
jempol atau memasukkan apapun ke dalam mulut yang kerap terjadi pada anak-anak
balita. Sementara untuk anak yang
usianya lebih besar (bahkan orang dewasa) sering terlupa mencuci tangan
ditambah makan apapun dan dimanapun alias jajan sembarangan. Padahal bisa saja
makanan tersebut terpapar bakteri dan virus yang mudah menyerang sistem
pencernaan terutama disaat daya tahan tubuh anak sedang lemah yang disebabkan
kualitas udara dan cuaca kurang bersahabat seperti kabut asap yang terjadi saat
ini atau masa peralihan musim.
Beruntung,
Abang hanya perlu rawat jalan dengan catatan saya wajib mengamati
perkembangannya selama di Rumah, dan segera kembali jika kondisinya justru
semakin parah. Sambil menulis resep,
dokter memberikan tips sederhana bebas diare yaitu dengan menjaga kebersihan,
cuci tangan sebelum makan meskipun hanya sekedar makan cemilan, sebisa mungkin
menghindari jajan sembarangan, dan rajin mengkonsumsi yogurt.
“Yogurt?”
Tanyaku pendek.
“Iyaa...
Yogurt banyak mengandung bakteri baik yang membantu menjaga kesehatan usus dan
dapat mencegah diare. Ya itu, probiotik
dalam yogurt dapat melawan infeksi kuman, daya tahan tubuh terjaga,” Jawabnya
mengakhiri sesi pemeriksaan.
Yoforia saat ini selalu saya selipkan dalam daftar belanjaan - dokpri |
Dalam
perjalanan pulang, pikiran saya masih dipenuhi rasa penasaran dengan kalimat ‘rajin
mengkonsumsi yogurt.’ Memang seberapa
besar manfaat yogurt? Apa itu probiotik? Sambil memandang Yoforia yang muncul
dari balik tas belanja, justru membuat saya berkomentar dalam hati, “Halaah.. harusnya percaya sajalah, toh yang bicara dokter, kenapa juga
mesti puyeng?” Tapi saya tetaplah
saya. Setelah mengantar Abang untuk
tidur, dan menemani adiknya sementara sampai tertidur, saya pun langsung baca-baca
mencari tahu.
Probiotik
merupakan bakteri yang dapat menyeimbangkan microflora
organisme di dalam sistem pencernaan. Bakteri selalu dikaitkan dengan
menimbulkan penyakit, namun kenyataannya tubuh membutuhkan bakteri baik untuk
menjaga tubuh tetap sehat. Sementara di
saat kita sakit dan mau tidak mau kita membutuhkan resep antibiotik, ternyata
membuat bakteri baik kita ikut terbunuh.
Mengapa? Karena antibiotik membunuh seluruh bakteri tanpa pandang
bulu. Jadi bayangkan jika jumlah bakteri
baik kita berkurang dratis? Tentu saja dapat mengganggu kesehatan. Bukan hanya
gangguan pencernaan namun dapat juga menyebabkan infeksi lain.
Melansir dari npr.org dalam judulnya “How
Bacteria in The Gut Help Fight off Viruses”, menjelaskan bahwa rahasia
menghentikan virus perut yang mematikan berada di dalam perut kita. Ahli Imunologi di Universitas Negeri Georgia
menemukan bahwa sepotong bakteri usus dapat mencegah dan menyembuhkan infeksi
rotavirus - manfaat mikrobioma (triliunan bakteri di saluran GI).
Ilustrasi kehadiran bakteri dapat melindungi usus pada sistem kekebalan tubuh - Michael DeForge (sumber npr.org) |
Nah, ternyata manfaat probiotik tidak bisa dianggap sebelah mata ya? Ketika rasa haus dan penasaran bercampur, sayapun mencoba Yoforia Blueberry yang saya simpan sebelumnya di dalam Kulkas. Voilaa... Rasanya segar dengan tekstur creamynya yang enak di lidah tanpa merasakan asam berlebih membuat saya jatuh hati di awal rasa yang ada. Mungkin inilah yang disebut jatuh cinta pada pandangan pertama. *ehh mulai lebay deh..
Tapi rasa memang tidak pernah berbohong, hingga nikmat regukan terakhir perut saya juga tetap nyaman-nyaman saja, padahal saya mengkonsumsinya hampir menjelang tengah malam.
Yoforia didinginkan di kulkas, baru dikonsumsi (Yoforia dapat bertahan selama 8 jam dalam suhu ruang) |
Menyambungkan
kalimat dari dokter dan pemahaman bacaan yang saya temui, artinya yogurt yang
mengandung live probioticslah yang
membantu kesehatan tubuh kita terjaga. *Hmm...
Yoforia
yang dalam bahasa jepangnya Yoi Yoguroto
berarti good yogurt, dibuat di Indonesia. Yoforia merupakan fresh yogurt drink
dengan yogurt from fresh milk
memiliki live probiotiks (dan sudah
dilakukan test lab independen dengan jumlah bakteri lebih dari 8 miliar per 100
ml), karena prosesnya langsung dari susu segar yang difermentasi dengan kultur
bakteri hingga menjadi yogurt, dan setelah menjadi yogurt tidak dilakukan
proses tambahan seperti pemanasan dan penambahan pengawet didalamnya dengan
kelebihan rasa tidak terlalu asam juga membuatnya lebih creamy.
Komposisi Yoforia terdapat dalam botol - Yoforia Lychee Blast, varian terbaru dari Yoforia |
Ohw...ohw..., jangan senang dulu, karena senangnya bukan hanya sampai disana. Yoforia yang mengandung dietary fiber dari buah jeruk alami, membuat teksturnya lebih lembut sehingga cocok loh untuk teman-teman yang sedang melakukan program diet.
Kok bisa? Bisa dong! Karena
dietary fiber yang digunakan dalam
Yoforia berasal dari jeruk yang jumlahnya setara dengan serat 150 gram jeruk
dalam setiap botol Yoforia.
Masih belum ngeh juga dengan dietary fiber? Fyi,
dietary fiber yang saya kutip dari Wikipedia memiliki beberapa fungsi dan
manfaat yang bisa teman-teman lihat di tabel berikut:
Screenshoot Tabel Fungsi dan manfaat dietary fiber - sumber : wikipedia |
Saat ini Abang telah kembali sehat, senyumnya kembali mengembang. Yoforia saat ini hadir menemani keceriannya
dalam berbagai aktifitas setiap harinya.
Bukan hanya Abang, namun saya dan suami termasuk adeknya yang saat ini
masih berusia 4 tahun karena Yoforia memiliki live probiotics dapat dikonsumsi
bayi mulai usia dari 6 bulan, hanya saja harus disesuaikan porsinya
yaa..
Lega
rasanya , tidak sia-sia memasukkan Yoforia dalam salah satu bagian daftar
belanja saya. Apalagi Yoforia yogurt
menawarkan banyak pilihan rasa di antaranya ada varian rasa Authentique
(original tanpa rasa buah), Blueberry Good (bluebery), Berry Smooth
(strawberry), Peach Delight (peach), Soursop Bliss (sirsak), Coffee Cream (kopi
krim), dan yang terbaru adalah Lychee Blast (leci).
Saya paling suka dengan rasa Authentique yang original, Blueberry Good
dengan rasanya yang segar. Namun jika
ditanya dengan Paksu dan Duo Bocah, akan berbeda lagi jawabannya. Abang justru lebih suka dengan rasa Lychee
Blast, Adek dengan rasa Authentique seperti salah satu pilihan saya, sementara
Paksu bisa ditebak, lebih suka dengan rasa Coffe Cream yang menurut dia ngopi
dengan cara berbeda *hehehe...
Varian Yoforia (sumber : IG Yoforia) |
Bagaimana dengan kamu? Yang jelas apapun
pilihannya, satu botol fresh yogurt dari Yoforia memiliki
sejuta manfaat. Pencernaan sehat buat hidup semakin terasa maksimal dan lebih bahagia.
Ikuti official Instagramnya @yoforiaid dan website www.yoforia.id for more Healthy Life make Happy Life!
Disclaimer: Artikel ini diikutsertakan dalam Yoforia
Blog Competition 2019
*With LOVE,
@her.lyaa
0 Komentar
Yuk tinggalkan komentar baik dan cerdas🤗
Terimakasih... 🙏