Kisah Gado-Gado di Ruangan Fisioterapi Menghadapi HNP #Part3


Fisioterapi sering diidentikkan dengan manula.  Kalimat tersebut  tidak seluruhnya benar, namun yang pernah mengunjungi rungan ini mungkin akan sedikit terpengaruh saat melihat persentase usia pasien lansia yang kerap berada di ruangan tersebut.  Betul gak?!

Fisioterapi HNP

Baca kisah sebelumnya: HNP Mendekatiku #Part1MRI  dan mengenal HNP #Part2

Fisioterapi, Apaan tuh?

Fisioterapi merupakan salah satu dari banyak jenis terapi di pelayanan rehabilitasi medik rumah sakit.  Tujuan dari fisioterapi untuk memelihara dan memulihkan gerak-fungsi tubuh seseorang akibat cedera atau sakit.

Fyi, saat awal-awal fisioterapi, saya masih mengkonsumsi obat tramadol di sisa-sisa tebus obat.  Seingat saya, mengkonsumsi tramadol selama 2 bulan membuat awalnya saya malas melakukan fisioterapi.  Alasan terutama adalah waktu.  Dan memang benar bahwa dalam seminggu saya harus menyempatkan waktu tiga kali termasuk berbagi peran dengan suami untuk menjaga anak pertama di saat saya mendapatkan tindakan.  Untungnya kantor tempat suami bekerja dan tempat saya mendapatkan terapi jaraknya dekat.  Ditambah pemakluman kantor suami akhirnya, anak dititipkan saat saya akan memulai tindakan dan dikembalikan kepada saya untuk diajak pulang bersama saya.  Merepotkan ya? Hehehe... sejujurnya iya.  Tapi saya tidak bisa ambil resiko karena pastinya ruang fisioterapi banyak alat.  Sementara saya terbaring.  Silakan bayangkan bagaimana kecemasan seorang ibu dalam kondisi seperti itu :p

"Assalamualaikum, permisi..." Ujarku sedikit gugup saat memasuki ruangan fisioterapi pertama kali setelah akhirnya bisa masuk menunggu giliran di ruang tunggu.

"Silakan Bu..., Bisa saya lihat berkasnya?" Ujar terapis disana.

Hening.  Ruangan fisioterapi cukup tenang.  Sambil menunggu berkas saya dilihat, saya mengamati sekitar.   Terlihat nenek dalam kondisi tengkurep di bagian pinggangnya tertempel sesuatu yang terhubung kabel-kabel.  Tirai sedikit terbuka, akhh...maafkan.  Tidak bermaksud mengintip. Hanya tidak sengaja terlihat.   Di balik tirai lainnya tidak terlihat siapa yang sedang di terapi.  Eh, mesipun tirainya tersingkap, rasanya saya juga tidak akan tahu itu siapa, hehee...

"Silakan bu berbaring di sini" Perawat terapis di sana mempersilakan saya mengisi satu ruangan kosong.

Di ruangan fisioterapi yang saya kunjungi ada tiga tempat tidur yang tersedia, diberi pembatas tirai di setiap bagiannya sebagai privasi masing-masing pasien saat menerima tindakan.  

"Silakan tengkurep Ibu, karena ibu pertama kali hadir.  Saya jelaskan dulu ya.  Dengan kondisi HNP lumbal, Ibu akan mendapat tiga buah tindakan setiap sesinya.   Menggunakan  dua alat dan latihan gerak.  Untuk latihan gerak, akan saya ajarkan dan diharapkan saat di rumah, ibu juga berlatih sesuai dengan kemampuan. Baik kita mulai ya..."

Ketika baru saja memulai, saya dengar di sebelah saya terdengar suara "tit...tit...tit...." Perawat yang menangani saya ijin meninggalkan saya setelah memasang alat di bagian pinggang saya.  

"Siapo Ji? Baru ya? Ini la selesai?" Terdengar suara nenek itu.  

Rupanya bunyi itu merupakan alarm waktu penggunaan alat selesai.  

"Iya Bu...,Jangan lupa jari-jarinya dilatih di rumah ya Bu, yang semangat Ibu tuh.. biar bisa main sama cucu"

"Hahaa... Iyo... Inilah berat nian, sakit rasonyoYo sudah, Ibu pulang dulu. Makasih ya Ji..., Kapan lagi Ibu? Rebo ya?"

"Iyo Bu.  Nah lihat-lihat kartunya nanti.  Pulang sama siapa Bu? Bapak jemput gak? Kalo belum tunggu dulu aja disini"

"Dak biarlah... Bapak diluar."

Bunyi pintu "kriikk..." Tidak lama suara langkah kaki masuk, dan nenek itu sepertinya dibantu untuk keluar.

Tidak lama kemudian, perawat itu mendekati saya kembali.  
"Gimana? Terasa gak? Ini sudah cukup ya? " Tanyanya kepadaku

"Seperti dikerubung semut.  Kesetrum rasanya." Jawabku

" Ohw berarti sudah cukup ya..., Atau mau saya coba tambahkan sedikit?" Sambil memegang alat, Ia menunggu respon saya.

"Yang ini lebih terasa mbak." Kataku 

"Oh yang ini saja kalau begitu.  Beritahu kalo terasa sangat sakit."

" Iya mbak, terimakasih..."

Yah, begitulah...perawat terapis cukup sibuk bolak balik menangani pasien.  Dan seperti itulah awal perkenalan pertama saya kepada terapis tersebut.  Tidak berapa lama alat yang menempel di tubuh saya dilepaskan.  Berganti alat lainnya yang memberikan sensasi hangat di pinggang.  Waktunya juga dibatasi dengan alarm.  Sementara yang ketiga, saya diajak berlatih gerak.  Saat inilah saya diberikan tips dan bisa lebih berkenalan dengan si terapis.

Tindakan fisioterapi HNP lumbal

Dalam kondisi seperti yang saya kisahkan di postingan sebelumnya, saya mendapatkan tiga buah tindakan terapi yaitu :

1. TENS
Yang saya rasakan saat mendapatkan tindakan ini, tubuh seperti dikerubungi semut.  Sedikit tersetrum ringan, namun tindakan ini memberi rasa nyaman yang lebih signifikan di tubuh saya setelahnya. 

TENS singkatan dari Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation.  Guna dari alat ini memberikan ransangan pada syaraf lewat arus listrik yang dialirkan pada kulit.  Arus listrik yang digunakan adalah arus rendah, jadi tidak membahayakan. 


Menggunakan TENS- fisioterapi
TENS - google 



TENS diberikan pada pasien yang merasakan nyeri namun tidak kunjung sembuh, atau sembuh jika hanya minum obat saja.  Biasanya TENS diberikan pada pasien dengan nyeri lutut, sendi, pinggang, dan lain-lain.  Mungkin itulah mengapa setelah mendapatkan tindakan ini, rasa  nyeri yang saya rasakan cukup signifikan terasa membuat lebih merasa nyaman.



2. Infra Red (IR)/Infraphill
Infra Red atau disebut juga Infra Merah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tanpak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio.  Radiasi Infra Merah memiliki jangkauan dan panjang gelombang antara 700 nm dan  1 mm.

Infra red - Fisioterapi
Infra Red - sumber google


Sensasi yang saya rasakan ketika mendapatkan tindakan tersebut adalah rasa hangat di bagian pinggang.  Infra Red tersebut di arahkan ke pinggang saya saat saya tengkurap atau menghadap samping jika tengkurap terlalu lama membuat kondisi saya saat itu terasa lebih sakit.  Namun perasaan saay tidak terlalu signifikan ngefek.  Bisa jadi penggunaan Infra Red memang tidak instan dirasakan saat di awal-awal pemakaian?

Namun jika searching-seaching manfaat Infra Red bagi kesehatan, diantaranya adalah mengaktifkan molekul air dalam tubuh, sehingga dapat meningkatkan cairan tubuh.  Selain itu panasnya akan menyebabkan pembuluh kapiler membesar sehingga dapat memperbaiki sirkulasi darah.  Selain itu meningkatkan metabolisme tubuh dan racunpun dapat dibuang dari tubuh.  Termasuk mengembangkan PH dalam tubuh.  Bukan tidak mungkin infra red dapat membersihkan darah, hingga mencegah rematik karena asam urat yang tinggi. 

3.  Latihan Fisik
Perlunya latihan fisik bagi penderita atau yang memiliki riwayat HNP seperti saya untuk melatih kelenturan dan fleksibilitas otot dan tulang.  Meskipun baru merasakan nyeri tubuh bagian belakang, gerakan tersebut juga tetap bermanfaat.  Hanya saja, jika kondisi tubuh seperti yang saya rasakan saat itu, tetap membutuhkan pendampingan, dan hanya bisa melakukan satu hingga dua gerakan sederhana saja di rumah sebagai minimalisir kecelakaan salah gerak.

Jika ditanya apa yang saya rasakan saat itu? Daebak! Nyerinya luar biasa saat saya sudah berhenti minum obat pereda nyeri (tramadol).  Tidak ingin menangis, namun air mata secara alami keluar sendiri.  Mengangkat pinggang ke atas sedikit saja, rasanya sangatlah berat.  Di awal-awal tindakan tersebut, gerak saya dibantu diangkat oleh terapis.  Meletakkan perlahan dan tidak melakukan gerakan dengan kejutan atau secara tiba-tiba.  Pada saat itu disarankan menggunakan bola karet yang biasa dimainkan anak-anak berukuran kurang lebih sekepal tangan yang diletakkan dibagian pinggang dan membiarkannya selama beberapa detik kapan saja bisa saya lakukan saat santai. 

latihan fisik HNP
Gerakan latihan HNP - sumber emedravel

Hingga Akhirnya...

Alhamdulillah tindakan fisioterapi dapat membantu saya melewati rasa nyeri.  Lambat laun kaki sebelah kanan saya sudah mulai bisa diangkat.  Semakin lama semakin ringan untuk beraktifitas. Artinya tindakan operasi bisa dihindari.   Kedekatan saya bertemu dengan pasien manula disana yang memiliki jadwal yang sama dengan saya, membuat hati saya semakin lembut memahami bagaimana perasaan para orangtua kepada anak-anaknya.  Apalagi saat itu saya sudah tidak memiliki orang tua lagi, rasanya bahagia bisa mendapatkan orangtua baru yang rutin memberikan nasehat hingga bercerita lucu pengalamannya mengasuh anak dengan segala tantangannya.  Berkesan! Ketika seorang ibu yang saat itu sudah berusia 67 tahun mengalami stroke dan membuat tubuhnya kaku sebelah.  Semangatnya untuk sembuh karena didasarkan perasaannya tidak ingin merepotkan anak-anaknya yang sudah memiliki keluarga masing-masing. 

Beliau selalu bicara kepada saya, “Orangtua bukannya tidak ingin tinggal bersama anaknya agar anaknya dapat mandiri jika sewaktu-waktu orangtua meninggalkan mereka.  Orangtua mau tinggal dengan anaknya bukan juga berarti tidak membiarkan anaknya mandiri, namun ingin menunjukkan bahwa mereka masih bisa bermanfaat dan dapat tetap menunjukkan kasih sayang kepada anak dan cucu.  Setiap orangtua memiliki pemikirannya masing-masing, namun juga tetap berharap bahwa apa yang dilakukan orangtua bukan karena mereka mengharap balas budi dari anak.  Semua orangtua sayang kepada anaknya, namun maafkan kami kalau saja caranya bisa salah.  Kamipun tidak ingin sakit seperti ini.  Jika boleh memilih, lebih baik saya meninggal cepat tanpa merepotkan anak-anak.  Hari pertama mungkin mereka masih bisa, namun jika terus-terusan bisa saja kami membuat mereka berbuat hal yang tidak baik karena lelah mengurus dan menggerutu, kami juga tidak bisa apa-apa.  Itulah yang selalu meyakinkan saya untuk sembuh”

Kalimatnya tersebut memang tidak setiap hari diucapkan, bisa jadi juga tidak terlalu mirip, namun itulah yang saya tangkap.  Saya sering tercenung dalam pemikiran saya setiap hari.  Sebegitu jauhkah pikiran orangtua? Bagaimana dengan kita sebagai anak-anaknya?  HNP memberikan saya banyak pelajaran berharga.  Mensyukuri banyak kejadian dalam hidup.  Hingga saya belum menyelesaikan jadwal terapi saya.  Saya mendapatkan kabar Ibu itu meninggal dunia, Innalillahi wa innalillahi rojiun. Doanya untuk tidak terlalu lama membuat anak-anaknya terganggu dalam proses pemulihannya, mungkin di dengar oleh Maha Penyayang.  Akhh, seketika itu, bahkan hingga hari ini kabar kematian selalu membuat saya menangis, terutama jika sudah berkaitan dengan orangtua.  *feel sad

------

Catatan tambahan:



  1. Penggunaan Obat Tramadol perlu pengawasan dari dokter, tidak dapat digunakan secara sembarangan.  Selama dua bulan mengkonsumsi obat tersebut secara rutin, bisa jadi membuat saya sedikit kecanduan.  Mungkin benar bahwa obat tersebut mengandung psikotropik.  Sensasi yang saya rasakan saat mengkonsumsi, bukan hanya rasa nyeri saya jauh berkurang, namun saya menjadi lebih lelap tidur dan semangat beraktifitas.  Sementara ketika saya tersadar bahwa saya butuh proses penyembuhan secara nyata tanpa perlu mengkonsumsi obat, diawal-awal penghentian, selain badan terasa kembali nyeri, kondisi saya selalu berkeringat, dan tubuh menjadi sangat lelah.  Padahal penggunaan saya tidak terlalu lama.  Tidak dapat dibayangkan jika ketergantungan pada obat ini dalam jangka waktu lama.  Hmm... Sembuh artinya tidak mengkonsumsi obat.  Jika Anda masih mengkonsumsi obat, artinya memang ada yang sakit pada tubuh Anda?
  2. Aware bukan berarti menjadi takut.  Bisa menahan sakit semoga tidak jadi kebablasan hingga dapat membuatmu menyesal seumur hidup.
  3. Olahraga renang merupakan olahraga terbaik untuk penderita dan orang yang memiliki riwayat HNP.  Yoga dapat juga dilakukan selama gerakan tersebut diawasi oleh yang ahli, karena tidak semua gerakan yoga dapat diaplikasikan bagi penderita HNP 
  4. Banyak hal yang bisa dilakukan fisioterapis, diantaranya adalah gangguan otot dan sendi (musculoskletal), seperti jaringan halus (sakit punggung, leher, pundak, cedera), gangguan saraf (neurologi), gangguan THT, gangguan pernapasan dan paru (Penyakit Paru Obstruktif Kronik – PPOK),  gangguan tulang (orthopaedic), gangguan kandungan, gangguan jantung dan sirkulasi,  pediatric dan geriatric, pasca bedah/operasi, sport injury, program kebugaran fisik,  dan lainnya.  Jadi Fisioterapis bukan hanya untuk para lansia.  Namun untuk yang memang membutuhkan pemulihan dan perbaikan fisik-gerak 
  5. Sebagai orang yang memiliki riwayat HNP, ternyata membuat sebagian besar dokter kandungan tidak berani mengambil resiko saya untuk melahirkan normal saat kehamilan anak kedua, dikarenakan jika salah mengedan bisa saja menimbulkan kelumpuhan akibat melahirkan.   Hanya satu orang dokter kandungan yang memberikan saya kesempatan dengan s&k berlaku. Saya nekad, jangan ditiru -.  Alhamdulillah saya berhasil melalui dengan mudah dan normal, dan baik-baik saja.  Allah SWT Maha Pemberi Kemudahan.  Jika punya riwayat HNP dan akan melahirkan, saran saya konsultasikan dan ceritakan dengan jujur kepada dokter kandungan yang menangani Anda.

Semoga kita semua dihindarkan dari semua musibah dan selalu diberikan kesehatan, InsyaaAllah.
Wassalamualaikum,
Semoga bermanfaat



*With LOVE,

@her.lyaa

Posting Komentar

6 Komentar

  1. Luar biasa ummy. Semoga rasa sakitmu bisa menjadi ladah amal ya umm..gak ketauan ummy punya sakit HNP soalnya selalu semangaaat gt..so proud of u umm

    BalasHapus
  2. TENS itu mungkin kaya akupuntur ya Mbak? Rasa kesetrum gitu. Aku baca cerita Mbak rasanya panjang sekali perjuangan untuk kembali sehat. Tapi manusia memang harus berusaha, hasilnya adalah keputusan Tuhan. Dan pasti yang terbaik.

    BalasHapus
  3. Saya juga sering melakukan side plank

    Btw saya takzim dengan cerita perjuangan ini. Tuhan tidak akan memberikan ujian di luar kuasa hambaNya.

    BalasHapus
  4. Luar biasa emang kisah Umi,di tengah terapi aja masih bisa dapet hikmah dari obrolan yang sama-sama terapi.
    Sehat selalu ya kita semua. Aamiin.

    BalasHapus
  5. Tulisan bermanfaat dan informatif. Pengalamannya mantap mba Lya. Banyak ikhtiar yang harus dilakukan supaya sehat ya mba. Sabar dan tekun dan diiringi doa adalah salah satunya.

    BalasHapus
  6. Aamiin. Semoga sehat-sehat Mbak Lya untuk seterusnya :)

    BalasHapus

Yuk tinggalkan komentar baik dan cerdas🤗

Terimakasih... 🙏