Kelemahan Homeschooling
” …Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan Kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan Kemerdekaan, Perdamaian abadi dan keadilan sosial, …..”
Juga dalam Undang-Undang RI Tahun 2003 SISDIKNAS, Pasal 5; ayat (1,5) menyatakan:
(1) Setiap Warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
(5) Setiap Warga Negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkanp pendidikan sepanjang hayat.
Artinya.....:))
7. Membayangkan bersama dengan anak-anak Anda selama 7 hari dalam seminggu, 24 jam jam dalam sehari, bahkan setiap detiknya. Wow!
Pemahaman seperti itu memang benar, namun bukan berarti benar-benar pada kenyataannya. Hmm... Jadi maksudnya adalah, sepanjang hidup sebagai orangtua homeschooler akan selalu dibayangi bersama anak-anak. Karena memang tanggungjawab sepenuhnya ada pada orangtua. Kendali pendidikannya ada pada orangtua.
Jika anak-anak bersekolah formal, pada saat itu bisa dijadikan masa 'bebas' bagi orangtua tidak perlu berpikir bagaimana seorang anak belajar, berinteraksi dan berkegiatan selama jadwal tersebut. Disanalah delegasi orangtua kepada pihak sekolah bersikap kepada anak-anak. Oleh karena itulah seringkali guru juga dianggap sebagai orangtua di sekolah.
Berbeda dengan homeschooling. Disaat beberapa hal bisa didelegasikan kepada seseorang, misalnya seperti saya tidak dapat mengajar anak tertua saya Aikido, maka saya menyerahkan kepada yang lebih mumpuni. Namun kenyataannya, saya tidak benar-benar menyerahkannya kepada guru tersebut. Dalam beberapa waktu saya akan mengevaluasi dan merefleksi bersama anak sulung saya, apakah kegiatan tersebut akan tetap diteruskan? Apakah menarik baginya? Bagaimana kemajuannya? Sepenting apa baginya? Mengapa menjadi lebih baik dibandingkan taekwondo yang pernah diikutinya padahal keduanya sama-sama bela diri?
Tidak seperti sekolah, meskipun dikatakan akan ada kerjasama dengan orangtua, tetap pengambilan kebijakan pada porsinya diserahkan kepada pihak sekolah.
Tentu saja hal tersebut cukup menggoda, beberapa waktu dalam sehari dibagian itu persentase tanggung jawab terbesar ada pada sekolah.
Namun siapa yang menyangka, pada kenyataannya baru disadari, saat anak sulung sempat bersekolah tingkat play group, saya selalu mengawasi apa saja kegiatan, respon, interaksi hingga bagaimana gurunya bersikap, meskipun tanpa diketahuinya bahkan saya jadi lebih mudah mempelajari karakter yang menonjol pada dia saat itu. Padahal saat itu membayangkan saya melakukan homeschooling saja belum tentu.
8. Anda dipaksa berurusan dengan anak Anda sepanjang hari.
Yah.., homeschooling tidak akan dapat membuatmu berkata, "Waktunya sebentar lagi akan berakhir hingga tahun ajaran baru kembali tiba"
Bisa jadi Anda melewatkan beberapa waktu bersama anak-anak, termasuk di saat anak-anak menginginkan kehadiran Anda. Saya tidak mengatakan sepanjang waktu, tapi banyak waktu.
Di bagian lain, bisa dimengerti bersama anak-anak butuh kerja keras. Di saat mereka bersikap rewel, tidak peduli hingga kurang percaya diri.
Begitulah, homeschooling tidak mengenal libur tahun ajaran baru. Anda harus berhadapan dengan pertikaian saudara, rengekan, kebosanan, juga antusiasme, keceriaan, penuh ide dan perhatian kecil dari anak-anak.
9. Anak-anak mungkin melewatkan kebersamaan dengan teman seusia yang sama dengan jumlah yang banyak.
Jika ada cerita reuni teman sekolah, bisa jadi anak homeschooling yang benar-benar tidak pernah merasakan sekolah formal, tidak benar-benar tahu bagaimana reuni teman sekolah.
Homeschooling artinya bersosialisasi lintas usia. Mengikuti kegiatan klub, komunitas, aktifitas di beberapa hobi yang menjadi pilihan, berinteraksi dengan usia yang bisa saja lebih dewasa hingga yang lebih kecil.
Latihan Pramuka bersama keluarga homeschooling lainnya |
Namun jika hanya bicara reuni, mengapa tidak membuat reuni teman-teman klub dan komunitas hobi saja sekalian? Bukankah pada saat reuni sekolah orang-orang kebanyakan tidak benar-benar berbaur, namun bertemu dalam lingkup kecilnya yang dulu membuat mereka nyaman? Atau dimasa reuni memiliki tingkat kesuksesan sama? Kemiripan hobi dan sejenisnya? Yang tidak bisa disangkal adalah jumlah pesertanya memang lebih banyak. Dan bisa dikatakan berusia sama!
10. Anda harus mengerjakan hal-hal yang mungkin tidak diminati.
Memeriksa beberapa fakta pendukung yang tidak Anda bayangkan sebelumnya. Bukan itu saja, pada akhirnya Anda perlu berkomitmen untuk menemukan cara lebih asyik dalam mengajarkan anak-anak.
11. Kesabaran yang tidak ada habisnya atau perlu rasa sabar yang berlebihan?
Sabar hanya sebuah kata, pada akhirnya jika saya memasukkan bagian ini dalam kelemahan karena kita semua merupakan manusia yang memiliki batas kesabaran berbeda bagi setiap orang.
Tarik nafas sejenak, begitulah yang selalu saya katakan bagi diri saya sebagai batasan bersabar untuk sesuatu hal.
Buat batasan dan berhenti sejenak, duduk dan tenangkan diri. Jika sangat bisa, ikut berbaring dan pejamkan mata bersama anak-anak saat jam tidur mereka, siapa tahu justru disanalah letak solusinya, hehee ....
12. Melakukan tugas bersama anak-anak,setiap saat! (Kecuali jika Anda memutuskan menggunakan jasa asisten).
Anak-anak akan menjadi kru dari semua proyek yang Anda lakukan. Berbelanja, menyusun pernak-pernik, merancang menu masakan, reporting, menyikat lantai. Terlihat menyenangkan? Wohooo... Siapa sangka kenyataannya semua akan terasa sangat lama dan bisa jadi membosankan.
Sebagian kegiatan domestik RT |
Proses membuat menjadi mahir membutuhkan pelatihan yang bisa saja memakan waktu bertahun-tahun :) Sisi baiknya sangat memukau bagi anak-anak jika bagian pekerjaan tersebut menjadi salah satu passionnya. Atau paling tidak mereka akan melihat apa yang terjadi dalam menjalankan rumah tangga.
13. Membutuhkan uang yang bisa jadi belum bisa diprediksikan besarannya.
Nilai yang Anda keluarkan dalam proses homeschooling belum tentu akan sama setiap saatnya. Besar kecil nilainya, tergantung bagaimana kekuatan keluarga memaksimalkan sebuah keterbatasan atau meminimalkan sesuatu yang berlebihan. Mungkin justru kebalikannya?
Seperti ketika saya memutuskan menggunakan sebuah layanan pelajaran bahasa Inggris online berbayar (Reading Eggs) untuk anak-anak dengan bayaran 300 ribuan pertahun, meskipun hanya menggunakan 1 akun kepunyaan anak tertua, adiknya pun dapat menikmati layanan tersebut. Yaah... Tentu saja tidak bisa disamakan dengan keluarga lain. Biaya kembali ke tangan Anda masing-masing.
Beberapa orang, bahkan teman saya pernah berkata bahwa mengikutsertakan anak-anak dalam area dapur justru membuatnya merasa tertekan, itulah mengapa akhirnya saya memasukkan bagian anak-anak akan selalu ada dalam bagian kegiatan rumah tangga tentu tidak akan lebih menjadi suasana rumah tidak menyenangkan.
Jadi di saat anak-anak berada di Sekolah, teman saya menganggap saat itulah masanya dia lebih merasa bahagia dengan dapurnya tanpa anak-anak, masuk akal? Yup! Sekali lagi semua berada di tangan Anda.
Tidak ada yang paling mengerti diri Anda. Bukan saya juga mereka. Karena semua pilihan apapun seharusnya memiliki tujuan yang sama, menjadi lebih bahagia. Karena jika bahagia semua hal akan terasa lebih mudah.
Bagaimana menurut Anda? Jika memang Anda masih menemukan kelemahan lainnya yang ternyata benar adanya, silakan tambahkan di kolom dengan tujuan membuka wawasan kita bersama, seberapa krusial kelemahan tersebut sehingga wajib menjadi pertimbangan sebelum memutuskan homeschooling.
0 Komentar
Yuk tinggalkan komentar baik dan cerdas🤗
Terimakasih... 🙏