Yok Mengenal Metode Homeschooling!

Kamu baru saja memulai Homeschooling, pengertian Homeschooling juga sudah tahu, namun tiba-tiba kamu dihadapkan kegalauan bagaimana homeschooler menjalankan proses homeschooling dalam keluarganya? Adakah metode-metode yang biasanya dijalankan?

Keluarga kami sendiri lebih merasa sesuai menggunakan metode ekletik dalam menjalankannya. Bisa jadi karena saya sebagai ibu yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan keseharian merupakan tipe yang tidak terlalu memusingkan bagaimana konsep metode tertentu.  Menurut saya itu terbaik untuk saat ini dan dapat diadaptasi, so.... go ahead!  

Yukk, kita berkenalan satu-satu metode  homeschooling yang bisa saja digunakan secara murni atau justru mengkombinasikan beberapa diantaranya yang sesuai dengan kebutuhan keluarga (anak).


1. School at Home

Tepat sekali jika ada yang menebak bahwa metode school at home mendapat pengaruh dari sistem yang biasa digunakan oleh sekolah.

Dalam pelaksanaannya, kurikulum sekolahlah yang menjadi acuannya, artinya kurikulum yang digunakan bersifat terstruktur dan berjenjang.  Kurikulum yang digunakan bisa nasional atau internasional.  Oia bisa ditebak juga akan ada mata pelajaran seperti sekolah termasuk penggunaan buku pelajaran sebagai sumber materi termasuk ujian dan evaluasi secara berkala.

Model school at home merupakan model yang paling banyak digunakan praktisi Homeschooler di Indonesia.  Alasan yang paling masuk akal adalah pengalaman orangtua sendiri sehingga menerapkannya juga lebih mudah terutama homeschooler berbasis ijazah.

2. Unschooling

Apa yang ada dibenak kamu mendengar kata unschooling?

Bertentangan dengan school at home, model yang dipelopori oleh John Holt, pendidik asal Amerika yang mengkritik kegiatan sekolah pada pertengahan 1960 an, memberikan pendapatnya bahwa sekolah dapat menurunkan antusias belajar anak, apalagi mengeluarkan potensi anak tersebut.  Mengapa demikian?

Pendapat ini didasarkan dari anggapan ketika anak-anak bersekolah, kebanyakan mereka menghafal materi, bukan karena kebutuhan melainkan karena alasan tidak ingin nilai buruk atau tidak lulus.   

Dari sinilah John Holt mengembangkan model unschooling dengan beberapa prinsip diantaranya keinginan belajar yang bersifat alami dengan memanfaatkan lingkungan dan alam sebagai tempat belajar terbaik.  Selain itu orangtua atau orang dewasa tidak terlibat secara berlebihan yang justru akan mengganggu proses alami anak yang dianggap sebagai individu memiliki opini dan perasaan perlu diperhatikan.

Apakah bisa? Menurut pengalaman beberapa praktisi yang menerapkan prinsip ini, orangtua hanya sebagai fasilitator.  Sementara anak secara alami akan menjadi pembelajar mandiri dan aktif.


3. Montensori

Setelah unschooling, ada montensori yang justru lebih di kenal akhir-akhir ini.  Metode montensori merupakan gagasan yang di cetuskan oleh Maria Montessori, tokoh pendidikan asal Italia.

Dalam praktiknya, Montensori menerapkan anak sebagai subjek pendidikan.  Anak yang menjadi pusat perhatian.  Tidak perlu pengawasan ketat, namun menciptakan lingkungan yang kondusif, fleksibel sehingga anak menjadi lebih mudah dalam proses pembelajarannya.  Selain itu lingkungan yang terkontrol, materi dan perangkat belajar disusun teratur sehingga dapat digunakan sesuai dengan usia anak.  Sering mendengar APE (Alat Permainan Edukatif)? Montensori merupakan model pembelajaran yang banyak menggunakan alat peraga agar anak dapat memahami melalui benda nyata, kemudian beralih ke contoh imajiner.  Oia metode montensori tidak membagi kelas sesuai usia namun berdasarkan kurikulum yang telah ditempuh.  Oleh karenanya metode ini anak-anak akan sering berinteraksi lintas usia.


4. Charlotte Mason

Metode Charlotte Mason merupakan metode yang cukup banyak dipilih oleh praktisi homeschooler.   Mengapa demikian?

Charlotte Mason adalah seorang pendidik yang meyakini bahwa belajar artinya memberikamn kesempatan dalam lingkungan keseharian, belajar dari orang dan benda-benda di sekitarnya secara bebas.

Hal yang mendasari model homeschooling Charlotte Mason adalah kuantitas yang artinya anak membutuhkan banyak pengetahuan, variasi artinya anak membutuhkan pengetahuan beragam karena materi yang monoton akan mematika hasrat belajar dan kualitas, yaitu anak membutuhkan pengetahuan dan gaya belajar bermutu (dapat diterapkan di dunia nyata).


5. Classical Homeschooling

Sesuai dengan namanya clasiccal, metode ini mengacu pada model abad pertengahan Yunani.  Dalam metode ini, studi literatur, sejarah, aktivitas intelektual yang terstruktur dan disiplin adalah yang menjadi poin penting.

Menggunakan karya besar dari tokoh abad pertengahan dalam materinya.  Hal yang sering dipraktekkan adalah menulis, riset, dan berdebat.

Kebanyakan sistem ini sering diterapkan pada saat usia sekolah menengah atas, karena metode ini menekankan kemampuan berpikir logis dan kritis yang menjadi inti pembelajaran dilakukan sepanjang waktu.


6. Ecletic Homeschooling

Metode ecletic termasuk yang banyak disukai oleh homeschooler. Metode yang paling 'menyesuaikan' bisa juga yang disebut metode campur dan sesuaikan.  Jadi orangtua yang menggunakan berbagai metode tergantung kebutuhan metode dapat disebut menggunakan metode ecletic.

Metode tersebut dapat digunakan, jika orangtua tidak berkeberatan mencari bahan yang sesuai dengan minat anak, mau melihat dan belajar metode homeschooling yang berbeda hingga nanti didapatkan mana yang paling tepat di saat tersebut termasuk anak yang fleksibel dalam melakukan pembelajaran.

Orangtua yang biasanya menentukan model homeschooling ini biasanya mengambil kemudahan, keuntungan, hingga mengkombinasikan dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga.  Intinya, daripada terhambat dengan satu metode, lebih baik menyesuaikan dan menjalankan sesuai kebutuhan.

Apakah kamu praktisi homeschooling? Yang mana yang menurut kamu sesuai untuk kamu pilih? Jika ada metode lain yang belum tertulis di sini, boleh bantu tambahkan di komen ya:)



*With LOVE,

@her.lyaa

Posting Komentar

0 Komentar