Pelangi di Botolmu - Sains Eksperimen, yok!

Ada beberapa hal seru yang sering saya dan anak-anak lakukan bersama.  Kemalasan menuliskannya di blog tenyata membuat stag menulis di kegiatan duo bocah, hingga lebih sering bercerita singkat di Instagram Umi (itupun lebih banyak skip tanpa terdokumentasi, hehehe...) Hingga baru-baru ini gambar atau video ingin dikelompokkan di Instagram ruangbermainbocah namun kisahnya ingin di kelompokkan di sini saja.  Sementara blog duo bocah, untuk beberapa saat hibernasi dulu, hingga nanti saya serahkan kepada duo bocah untuk menulis sendiri.

***

Antara Pelangi dan Massa Jenis?


Ada pelangi di bola matamu adalah sepenggal lirik lagu dari Jamrud, namun ada pelangi di botol kacamu adalah eksperimen yang kami lakukan di saat langit mendung hingga hujan membasahi bumi.

Biasanya pelangi akan muncul di langit saat cahaya matahari cukup kuat sementara hujan turun rintik-rintik. Nah pelangi biasanya terjadi karena pembiasan cahaya.  Jadi, saat cahaya matahari melewati tetes hujan akan dibiaskan.  Proses inilah yang akhirnya memisahkan cahaya putih menjadi spektrum warna pelangi.

Namun eksperimen kali ini justru tidak membahas tentang bagaimana terjadinya pelangi, hanya meminjam warnanya sebagai pembeda lapisan massa jenis berbeda pada air.

Tujuan dari mempelajari massa jenis adalah untuk menjelaskan mengapa benda yang berukuran sama bisa memiliki berat yang berbeda. Bahkan ukuran benda lebih besar bisa saja tidak lebih berat dari sesuatu benda yang kecil. 

Dalam kehidupan sehari-hari, massa jenis dapat ditemukan pada kejadian mengapung dan tenggelam pada sebuah kapal.  Bagaimana kapal biasa dapat mengapung, sementara kapal selam justru tenggelam meskipun keduanya sama-sama kapal.

Time for Experiment


Eksperimen ini tentu saja melibatkan kedua anak saya.  Dilengkapi beberapa perlengkapan yaitu :
° 4 buah wadah meletakkan campuran air berwarna
° 1 buah botol kaca 
° stik kayu untuk mengaduk
° air hangat
° gula pasir 20sdt
° pewarna makanan (merah, hijau, kuning, biru)
° sedotan kecil (opsional)

Setelah perlengkapan tersedia, eksperimen pun dimulai. Berikut langkah-langkah pengerjaannya
1. Letakkan air hangat ke dalam 4 wadah dengan jumlah sama banyak.  Berhubung saya mau hemat gula (*gula pasir masih mahal bow, hihii), maka wadah yang saya gunakan juga berukuran kecil.

2. Selanjutnya masukkan pewarna makanan masing-masing dengan takaran yang sama, saya pakai satu tetes sudah cukup.  Untuk pewarna, tidak mesti cair, mau bentuk pastapun bebas, atau kalau ada bubuk juga its okaayy... Termasuk pakai yang sudah kadaluarsa (seperti saya :p)

Larutan pewarna
Air hangat setelah diberi pewarna

3. Masukkan gula ke dalam masing-masing wadah dengan takaran warna merah 2 sdt, kuning 4 sdt, hijau 6 sdt, dan biru 8 sdt. 
Larutan pewarna ditambah gula
Gula dimasukkan ke dalam wadah berisi air berwarna

4.  Masing-masing larutan sudah diberi gula, saatnya mengaduk agar gula tercampur rata. Setelah tercampur, hasilnya terlihat nyata pada perbedaan volume

Perbedaan volume larutan setelah ditambah gula
Larutan berwarna biru terlihat lebih banyak

5. Larutan sudah siap untuk dituangkan kedalam botol.

Larutan dituang ke dalam botol
Anak sulung menuangkan larutan kedalam botol secara perlahan


Tahapan menuangkan adalah dimulai dari larutan yang terlihat paling banyak, yaitu biru, diikuti hijau, kuning dan merah.  

Cara menuangkannya tidak boleh sembarangan. Bisa secara perlahan dari pinggiran botol kaca, bisa juga menggunakan sedotan sedikit demi sedikit. 

6.  Pelangi di botol kaca pun sudah siap dipandang.  Sekaligus menjadi bahan diskusi yang menyenangkan :)

Eksperimen Pelangi di botol
meskipun warna kuning menghilang, masih terlihat keren kan :)


Penasaran, Pertanyaan, Komentar hingga Percobaan Ulang


Mengapa takarannya seperti itu? Mengapa tidak masing-masing 1 sdt saja? Pertanyaan yang diajukan anak saya yang kecil. Mungkin dianggapnya eksperimen ini sama dengan saat saya membuat segelas teh hangat, hehe... Tentu saja jika takarannya sama, maka tidak akan ada perbedaan massa jenisnya.

Anak sulung sayapun bertanya mengapa tidak dibuat saja bedanya dengan pertambahan 1 sdt setiap wadah? "Pertanyaan yang bagus juga nih", Ujar saya.  "Baiklah kita coba jika hanya menambahkan 1 sdt saja bukan kelipatan 2.

Dan kamipun mencoba.  Apa yang terjadi? Eksperimen gagal! Mengapa? Kan sudah berbeda? Ujar anak saya penasaran.  

Hmm... Saya pikir masuk akal sudah ada perbedaan, tapi kegagalan bisa terjadi karena banyak kemungkinan.  Bisa karena perbedaannya tidak terlalu signifikan, sehingga larutan menjadi mudah bercampur, atau justru sebenarnya bisa, hanya saja karena kurang hati-hati cairannya semakin mudah bercampur.  Akhirnya gula sebanyak 9 sdt terbuang.  Sia-sia? Tidak jugalah... 

Dari sana, kami belajar sebuah eksperimen tidak selalu bisa berhasil, namun kegagalan artinya kami perlu berusaha lebih baik lagi

Belum lagi kesulitan akibat mengaduk larutan gula di wadah yang kecil.  Untuk warna merah masih lebih mudah.  Berbeda dengan jumlah gula yang semakin banyak.  Akhirnya kamipun memindahkan ke gelas yang agak besar untuk memudahkan proses pengadukan.  

Hingga pengamatan terjadi pada betapa kentalnya larutan biru dibandingkan berwarna merah.  Termasuk muncul pertanyaan tambahan, "Mengapa larutan merah tetap diberi gula? Mengapa tidak dibiarkan saja tanpa gula?" 

Saya katakan percobaan ini untuk melihat perbedaan massa jenis pada benda yang sama-sama diberi gula, yang menyebabkan kerapatan dan massa jenisnya berbeda, namun jenis airnya sama, jumlah airnya pun juga sama.

"Oohh..... Kalau begitu besok kita coba dengan jenis air yang berbeda ya umi?"

"Hayookk....kenapa gak?"

"Air, minyak, hmmm....apa lagi ya?"

Apa lagi ya? Ada yang mau bantu menambahkan? Boleh tulis di komentar ya :) Terimakasih...


*With LOVE,

@her.lyaa

Posting Komentar

1 Komentar

Yuk tinggalkan komentar baik dan cerdas🤗

Terimakasih... 🙏