[Step 2] Menghubungi, Bercengkrama, Meminta Ijin


Pendataan nama-nama dan urutan anggota keluarga yang akan dimasukkan dalam branch family sudah rapi.  Setelah ngobrol bareng bertempat, mencoba mengingat, hingga tertawa bahwa beberapa orang yang Altair pikir adalah saudara kandung babahnya, ternyata adalah sepupunya.  Dan sepupunya dikatakan sudah tua seperti adik saya, kok dipanggil kakak?

Jangankan Altair.  Aku saja meskipun sudah memasuki usia 9 tahun pernikahan, belum pernah panggil ayuk untuk saudara ipar perempuanku, rasanya terlalu tua untuk dipanggil ayuk.  Beruntung memiliki anak, jadi aku bisa ikut memanggilnya uwak. Hehee...

Akhirnya sekalian saja untuk bersilaturahmi, Altair mulai menelepon beberapa nomor paman dan bibinya.  Menanyakan kabar dan meminta ijin mengambil fotonya untuk dipasang di branch family kami.  Terlihat Altair sedikit gugup menelepon paman dan bibinya dari pihak babahnya yang memang jarang berbicara dengannya.  Berbeda sekali dengan saat dia menelepon paman dan bibinya dari pihakku.

Perbedaan kebiasaan dan latar belakang keluarga sepertinya juga cukup mempengaruhi.  Kebetulan sekali kakak dan adikku jika saling bertelepon denganku akan selalu menyelipkan waktu tambahan berbicara dengan Altair dan adeknya.   Bisa dikatakan mereka menelepon bukan untuk berbicara denganku.  Namun hanya ingin mendengar suara keponakannya. Bisa jadi karena mereka juga belum memiliki anak, tidak seperti paman dan bibi Altair dari pihak babahnya yang semuanya memiliki anak.

Perjuangan menelepon hari ini selesai.  Meskipun fotonya tidak bisa diambil karena handphonenya dipakai, jadi ga bisa cekrek2.

Ada beberapa yang hanya bisa di sms, ada yang pakai whatsapp, ada yang telepon langsung, ada yang mengirimkan fotonya terkini, ada yang bilang ambil di sosmednya, ada yang panjang lebar bercakap-cakap sambil menanyakan kabar hingga obrolan melebar kemana-mana, ada juga yang hanya mengeluarkan kata-kata ada apa, tidak apa-apa, silakan. Yaah... Semuanya sebagai pembelajaran untuk Altair dan akemi, bahwa respon setiap orang akan berbeda, mereka belajar harus menerima semua respon apapun yang diberikan kepadanya tanpa perlu merasa tidak enak, sakit hati atau terlalu senang.  Hari ini mereka juga mengetahui bahwa pembicaraan di telepon, SMS, whatsapp bahkan bertatap muka langsung tidak melulu sama atau bisa saja sesekali mirip.

"Bagaimana? Perasaannya setelah menghubungi langsung" Tanyaku

"Yaah... Gitu deh.  Eh iya umi, bunda lucu nian tadi..."

"Kenapa memangnya?"
Dan obrolan kami terus berlanjut hingga hampir dua jam.  Adekpun tak mau kalah karena ia sebenarnya ikut menikmati saat video call.

Hari ini kami terus berproses, belajar, hingga akhirnya proyek ini nantinyapun diselesaikan bersama-sama.  - @her.lya.inda

Ganbatte!

#Day5
#KuliahBundaSayang
#GameLevel3
#FamilyProject
#MyFamilyMyTeam



*With LOVE,

@her.lyaa

Posting Komentar

0 Komentar