Pendataan
nama-nama dan urutan anggota keluarga yang akan dimasukkan dalam branch family
sudah rapi. Setelah ngobrol bareng
bertempat, mencoba mengingat, hingga tertawa bahwa beberapa orang yang Altair
pikir adalah saudara kandung babahnya, ternyata adalah sepupunya. Dan sepupunya dikatakan sudah tua seperti
adik saya, kok dipanggil kakak?
Jangankan
Altair. Aku saja meskipun sudah memasuki
usia 9 tahun pernikahan, belum pernah panggil ayuk untuk saudara ipar
perempuanku, rasanya terlalu tua untuk dipanggil ayuk. Beruntung memiliki anak, jadi aku bisa ikut
memanggilnya uwak. Hehee...
Akhirnya
sekalian saja untuk bersilaturahmi, Altair mulai menelepon beberapa nomor paman
dan bibinya. Menanyakan kabar dan
meminta ijin mengambil fotonya untuk dipasang di branch family kami. Terlihat Altair sedikit gugup menelepon paman
dan bibinya dari pihak babahnya yang memang jarang berbicara dengannya. Berbeda sekali dengan saat dia menelepon
paman dan bibinya dari pihakku.
Perbedaan
kebiasaan dan latar belakang keluarga sepertinya juga cukup mempengaruhi. Kebetulan sekali kakak dan adikku jika saling
bertelepon denganku akan selalu menyelipkan waktu tambahan berbicara dengan
Altair dan adeknya. Bisa dikatakan
mereka menelepon bukan untuk berbicara denganku. Namun hanya ingin mendengar suara
keponakannya. Bisa jadi karena mereka juga belum memiliki anak, tidak
seperti paman dan bibi Altair dari pihak babahnya yang semuanya memiliki anak.
Perjuangan
menelepon hari ini selesai. Meskipun
fotonya tidak bisa diambil karena handphonenya dipakai, jadi ga bisa cekrek2.
Ada beberapa
yang hanya bisa di sms, ada yang pakai whatsapp, ada yang telepon langsung, ada
yang mengirimkan fotonya terkini, ada yang bilang ambil di sosmednya, ada yang
panjang lebar bercakap-cakap sambil menanyakan kabar hingga obrolan melebar
kemana-mana, ada juga yang hanya mengeluarkan kata-kata ada apa, tidak apa-apa,
silakan. Yaah... Semuanya sebagai pembelajaran untuk Altair dan akemi, bahwa
respon setiap orang akan berbeda, mereka belajar harus menerima semua respon
apapun yang diberikan kepadanya tanpa perlu merasa tidak enak, sakit hati atau
terlalu senang. Hari ini mereka juga
mengetahui bahwa pembicaraan di telepon, SMS, whatsapp bahkan bertatap muka
langsung tidak melulu sama atau bisa saja sesekali mirip.
"Bagaimana?
Perasaannya setelah menghubungi langsung" Tanyaku
"Yaah...
Gitu deh. Eh iya umi, bunda lucu nian
tadi..."
"Kenapa
memangnya?"
Dan obrolan
kami terus berlanjut hingga hampir dua jam.
Adekpun tak mau kalah karena ia sebenarnya ikut menikmati saat video
call.
Hari ini kami terus berproses, belajar, hingga akhirnya proyek ini nantinyapun diselesaikan bersama-sama. - @her.lya.inda
Ganbatte!
#Day5
#KuliahBundaSayang
#GameLevel3
#FamilyProject
#MyFamilyMyTeam
*With LOVE,
@her.lyaa
0 Komentar
Yuk tinggalkan komentar baik dan cerdas🤗
Terimakasih... 🙏