Akulah Sang Penentu

Let it Flow atau organisir?

Seperti itulah yang terjadi hari ini.  Jika diatur hingga kertas jebol, koq rasanya berasa ga maksimal ya? Maksudnya bukan cuman raga lelah yang bikin ga loading, mood ga oke jadinya ya ga jelas juga.  Halaah..ngomong apaan sih ini?

Jadi begini,  hari ini sudah dijadwalkan waktu baca buku pilihan di saat jam menjelang makan siang. Baca bareng biar efektif.  Ternyata rencana tidak berjalan mulus.  Ketika kami sudah siap, eh ga disangka si adek ketiduran tanpa ketahuan.  Adek benar-benar lelah sepertinya sampe ketiduran di atas karpet dengan posisi tengkurap di atas bantal besar.  

Abang pun berkata,"Umi..., makan dulu deh, laper,"

Dan acara membaca buku sebelum makan siang pun jadi batal.  Setelah makan,  Abang tidak langsung membaca, karena bersiap-siap melakukan aktifitas lainnya di rumah.

Sudah hopeless nih.  "Ya sudah, nanti malam masih bisa kok" Pikirku.

Alhamdulillah, ternyata... Umi tidak jadi menulis kegiatan membaca hari ini di tengah malam.  Setelah berkegiatan, abang justru mengambil buku yang ingin dibacanya. Buku berjudul Pinochio.  Buku tentang seorang anak dari boneka kayu.

Belum sempat aku bertanya alasannya mengambil buku itu, jawabannya adalah, "Abang baca Pinochio sajalah daripada Peter Pan.  Abang baca buku sendiri aja,"

Ohww... Baiklah.  Tidak perlu bertanya ulang, Abang memulai bacaannya dengan suara lantang.  Membaca sambil bersuara keras sudah kupinta dalam minggu-minggu ini.  Ketika awal mulai membaca, biasanya memang membaca sambil bersuara, namun ketika abang (merasa) bisa membaca suaranya mulai tidak terdengar.  Hingga beberapa kemarin ketika membaca Peter Pan, pengucapan bahasa Inggrisnya banyak yang perlu diperbaiki.  Akupun berpikir, jangan-jangan hal serupa bisa saja terjadi dengan bacaan bahasa Indonesianya.  Berasa ga mau abai saja.

Ga nyadar difotošŸ¤­ (dokpri) 

Mudah haus, kerongkongan kering, minum dulu, dan akhirnya berhenti sambil berdehem.  Baca buku bersuara nyatanya ada tantangannya ya, hihii..

Baiklah, berhenti di pertengahan.  Aku kembali bertanya, "Besok mau diselesaikan?"

"Iya Umi,"

Membaca buku oleh abang hari ini selesai di halaman 87 akhir bab 19.  Jangan bandingkan dengan orang dewasa yang dengan sekejap bisa terlalap habis perlembarnya.  Sangat perlahan.  Bahkan diakhir-akhir sering terbalik tulisannya.  Dengan jenis font kecil yang rapat, perlu usaha keras.  Dan itu pilihannya sendiri.  Tak mengapalah, sekalian latihan konsentrasi pikirku.

Ketika kutanya bagaimana ceritanya? Jawabnya pendek, "Bagus,"

Akupun memiliki list kerjaan lain, akhirnya aku hanya bicara, "Ntar malam ya kita sambung,"

Sementara adek yang tadi ketiduran, bgitu terbangun, manis manjanya yang keluar. Yang lebih utama saat ini adalah makan yang tertunda.  Berharap semoga nanti malam bisa membaca buku bersama.

Sementara aku tidak jadi membaca buku dikarenakan menjadi tim relay dari salah satu komunitas yang dipegang plus malamnya menjadi narsum kulwapp di komunitas lainnya. (sok sibuk :p) nyambil menonton debat capilpres, hingga jam tidur abang, terlupa pertanyaan bagaimana buku Pinochionya.  Maafkan umi lagi..

Sementara babah kabarnya tidak bisa melanjutkan membaca buku.  Terjebak dengan kerjaan, dan begitulah akhirnya.

Berasa seperti tangga, tumpukan yang berbeda (dokpri)


Hari ini tidak terlalu maksimal. 

Kenyataannya akulah penentunya rasanya tepat.  Mau terus membaca atau tidak, kembali lagi ke diri masing-masing.  

Semoga semakin sadar diri bahwa membaca buku bukanlah suatu kewajiban, namun menjadi sebuah kebutuhan. Insyaa Allah...

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst


*With LOVE,

@her.lyaa

Posting Komentar

0 Komentar