Read Good Books?

google.com

Drink good coffe, read good books.

Gambar dan tulisan bantal yang simple namun sedikit menggelitik sanubari saya  dan bisa jadi mamak sejagat raya berlomba-lomba menginvestasikan buku terbaik untuk anak-anaknya.  

Sebenarnya buku yang baik itu seperti apa ya? Buku dengan sampul indah, kertas glossy hingga yang sulit robek? Full color yang membuat mata jatuh hati memandang? tulisan padat merayap bagaikan semut yang bekerja bakti menimbun pangan? Buku import dengan bahasa yang terasa sulit diutarakan? Tema tulisan membongkar pikiran hingga sulit membuatnya bernalar?ada lagi?

Semua alasan itu bisa jadi benar, atau malah hangus sia-sia.  Saya adalah salah satu penikmat buku dengan beberapa paparan yang barusan disebutkan, dengan syarat ketika dana sudah mencukupi.  Namun bukan berarti membuat saya menjadi maniac sehingga racun buku-buku ‘terbaik’ membuat saya kehilangan kocek untuk melampiaskan hal lain selain membeli buku.  Saya bukan penimbun buku hingga setelah membeli lalu tidak berniat untuk membacanya.  Saya tidak menangkis bahwa memang pernah terjadi buku yang saya beli hanya untuk memuaskan hasrat dan keyakinan suatu hari saya akan butuh.  Namun saya yang perhitungan dengan buku jadinya tidak ingin menyia-nyiakan buku yang sudah dibeli teronggok di pojokan rak hingga tidak tersentuh setelah dikemas baik diletakkan tidak kalah baiknya.  Sayapun akan menjadwalkan minimal memandangnya perlahan dari daftar isi.

Good book menurut saya adalah buku yang dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.

“Lho?? Emang sejak kapan buku tidak ada manfaatnya?”

Itulah mengapa saya tambahkan bagi pembacanya.  Sekarang saya ambil contoh, misalnya saya peternak ikan hias.  Rasanya buku yang membahas tentang reparasi pesawat bukannlah buku yang baik untuk saya.  Saya bukan mekanik pesawat, daripada menghabiskan uang membeli buku hingga menghabiskan waktu membaca baian perbaikan pesawat, lebih baik saya membeli bagaimana meningkatkan panen ikan menjadi berlipat meskipun buku yang saya miliki hanyalah bersampulkan kertas kacang bekas dengan beberapa tambalan disana-sini.  Buku yang bisa jadi dibeli dari tukang loak buku bekas dengan harga yang jauh lebih murah berlipat kali dari sebuah buku reparasi pesawat dengan sampul hard covernya. 

Namun hal ini rasanya kurang baik juga menurut saya diterapkan ke anak-anak (subjektif saya).  Untuk anak-anak sebelum mereka memlih, ada baiknya dikenalkan dengan beberapa jenis buku dan genre yang beragam.  

Jadi hari ini saya mencoba membiarkan duo bocah membaca buku namun tidak berbentuk buku yaitu  e book yang didapatkan dari website.  Ingin memperlihatkan bentuk lain dari sebuah bacaan, dan mengajak membaca buku yang tidak kami miliki.

Serusetiapsaat.com merupakan website kesukaan saya sejak abang masih kecil.  Saat itu dana keuangan dikeluarga kecil saya sangatlah terbatas, sementara saya dan suami pemakai aktif internet, jadilah kami mengenal serusetiapsaat.   Dan sekarang ingin saya kenalkan langsung  dengan adek tanpa memprintnya lagi.


Membaca cerita e-book bersama Umi (dokpri)

Judul e-book yang adek baca adalah Delman Istimewa. cerita ini ditulis oleh Mbak Tyas dan Audy. Cerita tentang seekor kuda bernama Lila yang merasakan kalah cepat lari dengan kuda lainnya meskipun selalu berlatih.  Rasanya sedih bukan? Namun setelah berlatih menggunakan sepatu roda, justru larinya lebih cepat dan menjadi sangat istimewa.  

Bukan ceritanya saja yang dibaca, melihat gambar berwarna-warni sambil menyebutkan warna membuat adek terpana dan antusias.  Cerita pendek ini jika dibaca orang dewasa mungkin akan tuntas hanya dalam hitungan detik.  Namun bercerita dengan seorang anak balita, nyatanya bisa memakan waktu hingga setengah jam.  Sambil membaca, sambil bercerita, sambil mengenang kenangannya hingga menyampaikan pesan dari sebuah cerita.  Bahkan kami bisa sambil bermain menebak warna dengan menyebutkan bagian dari gambar.  Senangnya...😊

Website yang saya buka satu lagi adalah readprint.com.  Salah satu website menawarkan e book yang dapat dibaca secara online, bahkan bisa diunduh berbentuk pdf.  Apakah legal? Ya, Jika Penulis sudah memberikan ijinnya.  Biasanya website khusus seperti ini sudah legal, pun bukunya yang dapat dibaca online terbitan lama juga dapat dibeli secara online di amazon. 

List buku yang dibuka adalah buku jenis novel/poetry.  Judul yang saya pilih adalah Peter Pan.  Saya memilih buku ini karena judulnya masuk dalam kategori living book year 1, satu kelompok dengan buku pinochio yang sudah lebih dulu dimiliki abang. 


Mencoba membaca perlahan (dokpri)

E-book Peterpan merupakan karangan James M Barrie yang terbagi menjadi 17 Bab.  Hari ini kami hanya membaca Bab 1.   Kami karena saya ikut membacakannya mengingat kalimat englishnya cukup kompleks untuk abang sebagai pembaca buku berbahasa Inggris pemula.  Masih cerita awal. Cerita wendy di usianya masih 2 tahun yang sedang bermain.  Tidak ada komentar banyak dari abang tentang ceritanya.  Tidak ingin menebak apa yang ada dipikirannya, aku langsung saja bertanya, "Bagaimana?"

"Capek bacanya.  Enak di buku" Ujarnya.

"Besok mau baca peterpan lagi?" Tanyaku. 

"Gak tau Umi.  Abang tidur dulu ya" Jawabnya. 

Akupun mempersilakan abang untuk tidur siang, sambil kusuk-kusuk kepalanya.  "Agak hangat," Kataku dalam hati.  Aku lagsung memberikan paracetamol untuknya.  Apa mungkin karena tidak enak badan ya?

Belum ada laporan dari Babah tentang kemajuan bacaannya.  Sementara aku tidak menambah list, hanya ikut membaca dan menemani anak-anak. 

Eh.., bukannya itu sama saja dengan sudah membaca? 🤭

Inilah daftar bacaan kami hari ini
Buku bacaan kami hari ini (dokpri)


#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst








*With LOVE,

@her.lyaa

Posting Komentar

0 Komentar