Namun, ketika negara lain sudah mulai bertahap menerapkan kondisi new normal yang telah sebelumnya dibiasakan setelah terjadinya penurunan kasus, Indonesia pun tak mau ketinggalan untuk segera memulai new normal hampir secara serentak meskipun tingkat grafik kasus di setiap daerah mulai meningkat termasuk kebiasaan masyarakat yang bisa jadi belum memahami deskripsi new normal yang dimaksud.
New Normal?
Ketika istilah new normal digelontorkan ke masyarakat, yakinkah bahwa istilah ini akan mendapatkan pemahaman yang seragam di pemikiran masyarakat? Apakah istilah ini nantinya hanya akan sekedar menjadi tren sesaat kemudian tenggelam dalam beberapa saat?
New normal bisa jadi memiliki banyak persepsi di mata masyarakat awam jika tidak disosialisasikan secara tepat sasaran.
Pernahkah terpikir bahwa ada anggapan dimasyarakat bahwa new normal artinya sebuah kondisi setelah 'hebohnya' berita Corona yang lambat laun disalip berita lain yang tak kalah heboh hingga akhirnya si Corona terlupakan, dan kondisi kembali menjadi sama seperti saat Corona belum hadir menyapa.
Iya dong, hidup kan terus berjalan. Harusnya kondisi dapat kembali seperti semula saat Corona belum hadir. Perekonomian, ibadah, pendidikan, dan banyak hal lain harus kembali. Memangnya kamu mau di rumah aja? Kalau memang sebelumnya kerjaan kamu dari dulu di rumah aja sih enak, kalau kamu bukan bagian yang itu, kamu kan gak mungkin mau menanggung hidupku, hidup kita semua.
Memang tidak dipungkiri, hal itu benar adanya. Namun anggapan tersebut ikut mempengaruhi kebiasaan lama kembali berjalan. Padahal maksud new normal disini adalah beradaptasi dengan kebiasaan baru yang akhirnya menjadi terbiasa dan lama kelamaan kebiasaan baru inilah yang dianggap sebuah kenormalan.
Coba deh lihat disekitar kita. Masih banyak yang memasang masker terlihat sekedar aksesories belaka. Karena takut kena sanksi, bukan karena manfaat bagi dirinya sendiri. Memasang masker saat dekat dengan pos penjagaan satpol PP atau pos polisi yang bisa saja mengeluarkan surat tilang. Jika tidak ada yang mengawasi, jangan heran setelah itu masker disampirkan di leher, nyangkut di dagu, dan hidung maupun mulut yang tetap terbuka.
Masih untung jika masih nyangkut, nyatanya saya masih sering bertemu orang-orang yang dengan sadar tidak menggunakan masker di saat jaraknya dengan orang lain saja tidak dapat berjarak.
Jangankan urusan masker, helm saja masih terasa terlalu berat diletakkan ditempat semestinya saat berkendara. #eh
Anggapan lain yang mungkin saja terjadi adalah new normal berarti kenormalan baru menyangkut kebiasaan Individualisme yang meningkat tajam.
Masuk akal sih, ketika kebiasaan lebih banyak aktifitas di rumah saja, akhirnya membuat silaturahmi secara langsung terbatas dan lama kelamaan menjadi sedikit kaku.
Permasalahannya adalah jika karena terbiasa individualisme seperti itu, sebenarnya lambat laun akan terkikis, karena manusia merupakan makhluk sosial yang secara naluri alamiah membutuhkan keberadaan orang lain di sekitarnya.
Individualisme disini maksudnya adalah, ketika semakin muncul perasaan tidak peduli dengan orang lain. Bagus kalo yang terjadi adalah dengan secara sadar menjaga diri sendiri, hingga tanpa sadar akan ikut menjaga orang lain.
Berbahaya jika tidak peduli dengan himbauan dan nasehat orang lain, membuatnya tidak peduli karena berpikir ,"Toh mereka semua akan berusaha melindungi dirinya sendiri. Jika mereka sudah menggunakan masker, tidak mengapa untuk saya tidak menggunakan masker, daripada napas jadi engep?"
Coba tebak apa yang mungkin saja terjadi? Bisa-bisa lebih banyak yang tidak menggunakan dibandingkan dengan yang menggunakan masker.
Sederhananya New Normal?
Beberapa waktu sebelum ancang-ancang rencana new normal terdengar, beredar banyak file yang menjelaskan bagaimana pencegahan dan bersikap di saat pendemik Covid19 mewabah. Paparan yang dijelaskan dalam banyak artikel pun saya pikir harusnya cukup mudah dimengerti semua masyarakat. Namun apakah benar-benar telah mengena di hati masyarakat? Itu yang saya kurang pahami.
Kemudian beberapa hari yang lalu saya mendapatkan banyak poster dari beberaoa sumber yang memiliki kemiripan antara satu dengan lainnya.
Poster sederhana, sesederhana judulnya. Poin-poin tersebut seharusnya sudah cukup menggambarkan bagaimana kita semua harus beradaptasi dalam bersikap untuk mensukseskan new normal di terapkan di negara kita.
Jika sudah cukup mengerti dengan poin dasar tersebut, semoga akan dapat memahami pengembangan aturan yang detil di setiap tempat kita beraktifitas.
Membangun kesadaran dan kebiasaan baru tentu saja sulit. Namanya saja belum terbiasa, namun bukan berarti tidak bisa. Ketika satu hari terasa berat, coba berusaha lakukan terus menerus. Jika termasuk dalam kategori pelupa, coba buat catatan di saat akan keluar rumah, pasang tulisan besar di dekat pintu keluar untuk mengingatkan, termasuk disaat akan masuk rumah.
Berusaha cukup keras pada diri sendiri demi sebuah tujuan dan manfaat yang baik. Bukan tentang bisa atau tidak bisa, semua hanya tentang mau atau tidak mau.
Melakukan sesuatu yang bisa jadi terlihat tidak menyenangkan, namun memiliki manfaat yang luar biasa, bukan saja membuktikan rasa sayangmu kepada orang terdekat, namun menyadari arti sayang pada diri sendiri.
New normal, sederhananya lindungi orang tua juga anak-anak |
Lakukan mulai dari sekarang, gampangnya new normal, bukan berarti jadi menggampangkan. Jadikan sebagai gaya hidup demi hidup berkualitas.
*With LOVE,
@her.lyaa
4 Komentar
betul ya, jadi kiat mulai bisa hidup sehat dan mmeiliki kebiasaan baru yang menurutku sih positif
BalasHapusBanget mb... Meskipun memang wajar utk awal2 lumayan berat..
HapusSehat2 semuanya ya mbk..
Aku tadinya bukan tipe yg suka pake masker mba. Berasa sesak napas. Tapi sejak covid, aku ga peduli mau sesesak apa pas maskeran, yg pasti aku LBH takut kena cipratan droplet dari org lain ke aku. Orang2 yg males maskeran, ga mau jaga jarak, apa ga sayang yaaa ke dirinya sendiri :(. Ga usah mikir bakal klnularin orang lain deh, setidaknya mikir gmn diri sendiri jgn sampe kena. Yakin banget imunnya akan selalu bagus.
BalasHapusMungkin Ken anjuran masker, sarung tangan dll itu udh lama dihimbau Ama kantorku juga, jd skr ini justru aku jd kayak lebay dlm hal cuci tangan. Megang uang nasabah dikit, lgs cuci lagi. Dlm sehari ga tau deh aku bolak balik ke kamar mandi brp kali hahahaha. Krn aku ga suka pake sanitizer mba. Hanya dlm kondisi terpaksa aku pake hand sanitizer. Slama msh ada air bersih, aku ttp LBH suka pake itu.
Eh tp sepertinya memang lebih baik cuci tangan, Krn pas saat cuci tangan luruh kebawa air, beda klo pake hand sanitizer.
HapusBtw siapin lotion jg ya mbk. Biar ga kering. Selalu sehat dan ttp cantik mbk :)
Yuk tinggalkan komentar baik dan cerdas🤗
Terimakasih... 🙏